MAKKAH, TODAY — Mendekati puncak haji, Kota Makkah semakin padat. Jutaan jamaah haji dari penjuru dunia terus mendatangi kota suci umat Islam ini. Termasuk jamaah haji asal Indonesia.

Kepala Bidang Data dan Informasi Hasan Affandi mengatakan, sejauh ini tercatat 154.415 jamaah haji Indonesia sudah masuk Makkah Al-Mukarramah. “Fase keberangkatan ja­maah haji sudah ditutup,” ujarnya seperti di­kutip dari Media Center Haji (MCH) Kemenag RI, Minggu(20/9/2015).

Dari seluruh jamaah haji Indonesia yang ada di Makkah, terdiri dari 75.872 jamaah gel­ombang pertama yang datang dari Madinah dan 78.543 jamaah yang diberangkatkan pada gelombang kedua melalui Jeddah. Termasuk, 76 jamaah yang sempat tertahan di Jeddah atau Madinah karena sakit atau alasan lain.

“Jamaah haji Indonesia saat ini berada di Makkah Al Mukarramah dan sedang bersiap menjalani puncak wukuf di Arafah. Yang ter­gabung dalam 381 kloter,” katanya, menam­bahkan.

BACA JUGA :  Kecelakaan Beruntun 3 Kendaraan di Jalan Raya Ngawi-Solo, Tewaskan 1 Orang

Selama di Makkah, jamaah haji Indonesia menempati 112 pemondokan yang tersebar di sembilan sektor.

Sementara total jamaah haji reguler yang wafat di Arab Saudi, baik di Makkah maupun luar Makkah, sampai Sabtu, 19 September 2015 mencapai 102 orang, termasuk 11 orang yang meninggal karena menjadi korban ro­bohnya crane di Masjidil Haram. Sedangkan jamaah haji khusus yang wafat berjumlah 2 orang.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436H/2015M Arsyad Hidayat menjelaskan, sembilan dari 11 korban meninggal dalam musibah crane roboh di Masjidil Haram, telah dimakamkan di pemakaman umum Sharaya, Mekkah.

Sembilan jenazah itu adalah Iti Rasti Darmini, Masnauli Sijuadil Hasibuan Nurhaya­ti, Ferry Mauludin, Adang Joppy Lili, Sri Yana, Mashadu, Rukayah, dan Darwis Rahim Cogge.

BACA JUGA :  Modus Sembuhkan Kesurupan, Guru Silat di Sampang Cabuli Muridnya

Selain itu, kata dia, ada pula dua haji khu­sus yang meninggal di Mekkah. Menanggapi pertanyaan tentang satu calhaj yang hilang dan belum kembali ke pemondokan sejak musibah crane, Janiro Ganumbang Siregar, Ar­syad mengatakan akan melakukan upaya pen­yocokan DNA Janiro dengan keluarganya yang ikut pergi haji untuk mendapat kejelasan ten­tang status jamaah dari Padang Lawas, Med­an, itu. “Kami mendapat laporan di Muashim (pemulasaran mayat) ada tujuh jenazah yang sudah tidak bisa dikenali lagi,” katanya.

Arsyad mengatakan sudah meminta sam­pel DNA keluarga korban untuk dicocokan dengan jenazah yang sulit dikenali lagi itu. “Semua jamaah haji yang wafat akan dibadal­hajikan oleh pemerintah,” kata Arsyad.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================