SIDNEY TODAYÂ – Sebanyak 20 maÂhasiswa Indonesia tiba di wilayah Top End di Australia Utara untuk magang di peternakan setempat. Program tahunan yang dilakÂsanakan Asosiasi Peternak NorthÂern Territory (NTCA) ini sudah menghasilkan 54 alumni sejak dimÂulai 2012.
Peserta magang pekan ini menÂgunjungi lapangan ternak untuk ekspor Berrimah serta rumah poÂtong hewan di Livingstone. SelanÂjutnya mereka akan mengikuti keÂlas di kampus di wilayah Katherine. Mahasiswa Indonesia peserta proÂgram magang di peternakan AusÂtralia yang diadakan NTCA tahun 2016. Peserta magang ini akan mempelajari pengetahuan dasar menangani ternak, menunggang kuda dan penggunaan motor unÂtuk menggembala ternak. Setelah itu mereka akan ditempatkan di sejumlah peternakan selama enam pekan.
Menurut penyelenggaranya, Manager NTCA Carley Birstrup, ada 120 orang pelamar untuk program tahun, sekaligus merupakan jumlah paling besar selama ini.
Carley Bidstrup menjelaskan, program magang bagi mahasiswa Indonesia di peternakan Australia sangat penting dalam memperkuat hubungan kedua pihak. “Ini meruÂpakan kesempatan bagus buat para peserta bukan hanya selama belajar di sini tapi juga buat masa depan mereka,†katanya. “Sejauh ini sudah ada 54 alumni program ini dan keÂbanyakan di antara mereka telah meÂmainkan peran penting di sana yang terkait dengan Australia,†katanya.
Sejak diadakan tahun 2012 proÂgram magang di peternakan AustraÂlia telah menghasilkan 54 alumni. Salah seorang di antara alumni bernama Izar Hadiansyah, yang ikut magang tahun 2015, meruÂpakan mentor bagi peserta tahun ini. Menurut dia, peminat program magang ini semakin besar di IndoÂnesia. “Banyak peminat dari setiap universitas di Indonesia,†katanya.
Seorang mahasiswa peternakan bernama Offi Nafidi dari UniverÂsitas Gadjah Mada mengatakan ingin mempelajari pengelolaan peternakan besar di Australia. “Di Indonesia modelnya berupa peterÂnakan intensif, makanya saya ingin belajar bagaimana model musterÂing (penggembalaan ternak dalam skala besar),†kata Offi kepada wartawan ABC Daniel Fitzgerald.
(Yuska Apitya/net)