Untitled-16

KOTA-kota yang dekat dengan laut, perlu waspada dan mempersiapkan diri. Menurut badan antariska Amerika Serikat, NASA, es abadi di Antartika telah mencair dengan cepat. Para peneliti menegaskan, pencairan es abadi itu sulit dihentikan.

(Yuska Apitya Aji)

BAGIAN utuh terakhir dari salah satu dataran es raksasa di Antartika meleleh dengan cepat dan kemungkinan akan seluruhnya pecah dalam beberapa tahun ke depan. Dampaknya, permukaan air laut akan naik, demikian kesimpulan sebuah penelitian NASA yang disiarkan Kamis pekan lalu waktu setempat. Penelitian ini fokus pada sisa Dataran Es Larsen B yang sudah berumur paling tidak 10.000 tahun, namun sebagian pecah pada 2002. Yang tersisa kini adalah sekitar 1.600 km persegi atau setengah dari luas negara bagian Rhode Island di AS. Antartika memiliki lusinan dataran es, yakni platform besar es mengambang dari gletser yang terapung di laut pada sepanjang garis pantai benua es ini. Yang terbesar hampir seukuran Prancis.

Larsen B terletak di Semenanjung Antartika yang meluas ke arah selatan Amerika Selatan, dan salah satu dari dua wilayah induk benua itu dicatat oleh para ilmuwan ada penipisan formasi es di sana.
“Penelitian gletser Semenanjung Antartika ini memberikan pandangan mengenai bagaimana dataran es menjauh ke selatan yang membawa banyak tanah es yang akan bereaksi (mencair) terhadap iklim hangat,” kata Eric Rignot, salah satu pemimpin penelitian dan pakar gletser dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.
Jumlah es diperkirakan mencapai 5 miliar kubik. Jadi, bila es di kutub mencair maka permukaan air laut akan naik dan tentu saja hal tersebut akan berdampak pada Indonesia. Lebih dari 17.000 pulau di Indonesia ini terancam tenggelam. Jakarta, ibukota negara, juga merupakan salah satu kota yang terancam tenggelam.
Fenomena global perubahan iklim, akan membuat udara semakin panas. Hal itu akan berimbas pada Kutub Utara dan es di daerah tersebut bisa ikut mencair.
National Geographic membuat sebuah peta interaktif. Peta memperlihatkan bahwa ketika seluruh es mencair, permukaan laut akan semakin tinggi, banyak daratan hilang, pegunungan jadi pulau, dan manusia bakal merugi.
Di peta wilayah Asia, bisa dilihat dampak mencairnya es kutub pada Indonesia. Terlihat, garis pantai lebih menjorok ke dalam. Artinya, daratan Indonesia akan berkurang secara signifikan dan berubah menjadi lautan.
Dapat dilihat pula, wilayah laut Indonesia menjadi lebih bersih. Artinya, banyak pulau-pulau di Indonesia yang akan hilang tenggelam.
Wilayah Kalimantan akan kehilangan banyak daratan, membuat Indonesia kehilangan banyak wilayah hutan. Dampak yang bisa dibayangkan, banyak spesies eksotik di Indonesia, seperti harimau Sumatera, orangutan Sumatera dan Kalimantan, serta banyak lagi, akan terganggu. Banyak masyarakat adat yang bergantung pada hutan akan semakin sulit untuk hidup.
Peta juga memperkirakan apa yang akan terjadi pada wilayah Asia lain. Delta Sungai Mekong akan tergenang. Dampaknya, wilayah China, India, dan Banglades akan banjir. Sebanyak 760 juta populasi, berdasarkan hitungan saat ini, akan dirugikan.
Di wilayah Eropa, diperlihatkan bahwa dengan mencairnya seluruh es, London hanya akan menjadi kenangan. Begitu juga dengan Venesia, Belanda, dan Denmark. Di Amerika Utara, dampaknya ialah wilayah San Francisco yang akan menjadi kluster pulau.
Hampir 200 negara telah sepakat bernegosiasi dalam Pakta PBB akhir 2015 untuk memerangi perubahan iklim global yang diperkirakan para ilmuwan akan lebih sering menciptakan banjir, kekeringan, gelombang panas dan naiknya permukaan laut.
Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB telah mengutipkan kemungkinan paling sedikit 95 persen bahwa pemanasan global yang semakin cepat telah dipicu oleh aktivitas-aktivitas manusia, terutama oleh emisi atmosferik gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil.
Penelitian yang dipublikasikan online pada jurnal Earth and Planetary Science Letters itu didasarkan pada survei udara dan data radar.
Ilmuwan pemimpin penelitian ini, Ala Khazendar, mengatakan, analisis data menunjukkan sebuah retakan yang semakin luas di Larsen B akhirinya akan pecah sama sekali yang kemungkinan terjadi sekitar tahun 2020.
Begitu itu terjadi, gletser di dataran es itu akan terbawa samudera serta cepat sekali mencair untuk kemudian membuat permukaan air laut semakin naik, kata para ilmuwan.
Penelitian itu juga menyimpulkan Leppard dan Flask, gletser utama di kontinen es itu, telah menipis sampai 20-22 meter dalam beberapa tahun belakangan.
Dan kecepatan penyusutannya makin cepat terjadi sebagai buntut dari kehancuran sebagian rak es (landas kontinen terhubung es) pada 2002, demikian Reuters.

BACA JUGA :  Resep Membuat Tumis Tahu Kuning dan Tauge, Lauk Praktis dan Sederhana di Tanggal Tua
============================================================
============================================================
============================================================