LIPI Blusukan ke Papua

BOGOR, TODAY– Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) lewat Pusat Penelitian Bi­ologi memaparkan hasil pene­litian dalam beberapa tahun terakhir mengenai keanek­aragaman hayati yang ada di Indonesia, Selasa (26/5/2015) di Gedung Botani, LIPI, Cibinong.

Pemaparan ini dilakukan LIPI sebagai bagian dalam rang­kaian dalam memperingati hari Keanekaragaman Hayati yang jatuh pada 22 Mei 2015 lalu dan sebagai bentuk diseminasi ke­pada masyarakat.

Deputi Bidang Ilmu Pengeta­huan Hayati LIPI, Enny Sudar­monowati menjelaskan ingin masyarakat Indonesia menge­tahui jika masih banyak potensi alam Indonesia yang belum tereksplorasi. Penelitian kali ini meliputi wilayah Mekongga, Bengkulu, Lengguru, Enggano serta Tambora.

“Kami ingin masyarakat men­getahui hasil penelitian yang telah kami lakukan di seluruh Indonesia. Khususnya Indonesia bagian timur. Karena Indonesia ini sangat kaya akan keanek­aragaman hayati yang banyak belum tereksplorasi,” ujar Enny.

BACA JUGA :  Jelang Akhir Masa Tugas, Wali Kota Bogor Titip Pesan Regenerasi dan Kesejahteraan Keluarga

Enny juga berharap dukun­gan pemerintah pusat untuk membantu dalam mendukung penelitian agar penelitian bisa menghasilkan data yang lebih banyak lagi. Terutama dalam pengelolaan pembangunan data base untuk mengkompilasi data.

“Dengan demikian, perlu ada peningkatan kepedulian dari masyarakat dan pemerintah akan pentingnya keanekaraga­man hayati untuk kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pene­litian Biologi LIPI, Witjaksono mengatakan kegiatan ini untuk memberi gambaran kepada masyarakat mengenai keanek­aragaman hayati di Indonesia sebagai aset nasional.

Ia juga mengungkapkan jika telah menemukan jenis baru flo­ra, fauna dan mikroba dalam se­tiap ekspedisi yang dilakukan oleh timnya kurang lebih dua minggu di setiap wilayah yang didatangi.

BACA JUGA :  Peringati Hari Kartini, Sendi Fardiansyah Beri Penghargaan Mak Nonong

“Kami belum meneliti ke se­luruh Indonesia karena sumber daya manusia dan dana yang terbatas. Karena Indonesia ini sangat luas. Sehingga baru be­berapa wilayah saja yang sudah diteliti,” ujar Witjaksono.

Ia juga mengungkapkan Indo­nesia butuh setidaknya 200 ribu peneliti atau 10 persen dari jum­lah penduduk Indonesia untuk melakukan pengembangan dan penelitian. “Saat ini Indonesia han­ya memiliki 20 ribu peneliti terma­suk dosen,” tukas Witjaksono.

Witjaksono mengungkapkan telah menemukan 30 flora dan 40 fauna jenis baru di beberapa wilayah Nusantara dan diperki­rakan ada jutaan jenis baru lain­nya yang belum diteliti atau dite­mukan.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================