BOGOR TODAY– Pembahasan kelanjutan masalah sengkarut megaproyek optimalisasi termiÂnal Baranangsiang yang dilakuÂkan Tim Ahli Bangunan Gedung (ABG), TP4, sejumlah SKPD dan pihak ketiga PT. PGI kemÂbali menggantung. Rapat perteÂmuan tertutup digelar kembali di ruang rapat Dinas WasbangÂkim Kota Bogor, kemarin.
Salah satu tim ABG, Taufik Kasuna mengatakan, perteÂmuan yang dilakukan untuk menganalisa dan mempelajari berbagai hal soal masalah opÂtimalisasi Terminal BaranangÂsiang, baik dari sisi teknis maupun dari sisi adminisÂtrasi. Untuk kesimpulan seÂcara menyeluruh belum bisa dibeberkan, tetapi sejumlah temuan-temuan hasil kinerja tim sudah bisa ada. Salah satuÂnya adalah temuan terkait doÂkumen lelang antara Pemkot Bogor dan pihak ketiga pada tahun 2012 lalu. Dalam dokuÂmen tersebut terbukti dan dijelaskan bahwa optimalisasi terminal Baranangsiang terÂtulis ada bangunan hotel dan mall. Artinya adalah, rencana pembangunan hotel dan mall pada terminal Baranangsiang itu memang sudah sesuai denÂgan hasil dari dokumen lelang kerjasama antara Pemkot BoÂgor dengan pihak ketiga. “Jadi pihak ketiga PT. PGI memiliki kekuatan secara hokum terkait rencana pembangunan hotel dan mall di terminal BaranangÂsiang. Kekuatan itu dibuktikan dengan adanya dokumen leÂlang pada tahun 2012 lalu, diÂmana tertulis dalam dokumen bahwa ada bangunan hotel dan mall dalam optimalisasi termiÂnal Baranangsiang. Otomatis soal bangunan hotel dan mall di terminal Baranangsiang itu tidak bisa ditolak ataupun diÂbatalkan, karena kuat secara hukum,†ungkap Taufik.
Pertemuan intensif antara dinas instansi terkait, tim ABG dan pihak ketiga adalah untuk emncari data-0data dan meruÂmuskan kajian-kajian serta meÂnampung semua masukan dari para ahli tim. Dalam tim ABG terdapat para ahli diantaranya, ahli bangunan, ahli gedung, ahli social budaya, ahli arsitek, ahli perencanaan, ahli tata ruang dan lainnya. Tim ABG juga tidak akan ikut campur soal masalah kerjasama MoU antara Pemkot Bogor dan PT. PGI, karena berÂdasarkan rapat kordinasi denÂgan sejumlah dinas, tim ABG diberikan kewenangan untuk menganalisa dan mengkaji soal masalah optimalisasi terminal Baranangsiang ini. “KesimpuÂlan sementara dalam proses administrasi secara keseluruÂhan prosesnya sudah dijalanÂkan sesuai posedur oleh pihak ketiga, tinggal masalah rencana pembangunan fisik bangunanÂnya saja. Terkait soal ketinggian dan kawasan bisnis di sekitar terminal, itu yang akan menjadi konsentrasi tim bekerja dalam melakukan kajian-kajian, baik kajian teknis maupun adminÂistrasi. Jadi semua hasil kinerja tim akan diserahkan kepada Walikota untuk menjadi bahan dalam menentukan arah kebiÂjakan dalam penyelesaian opÂtimalisasi terminal BaranangÂsiang,†jelas Taufik sebagai perwakilan ahli social budaya dalam tim ABG.
Sementara, corporate secreÂtary PT. PGI, Firman Dwinanto berharap hanya ingin penyemÂpurnaan terkait rencana pemÂbangunan optimalisasi terminal Baranagsiang, dan tidak perlu dilakukan perubahan-perubaÂhan mendasar, karena pada intinya sejumlah permasalahan sudah terselesaikan, seperti masalah social, kerjasama mauÂpun lainnya. “Kita berharap melalui pertemuan ini membaÂhas soal penyempurnaan revisi desain ketiga yang sudah diserÂahkan pada bulan November 2014 lalu. Dalam pertemuan ini kami juga membawa tim arsitek dan mempresentasikan bagaimana desain pembanguÂnan terminal dan kawasan pemÂbangunan dan jasa di terminal Baranangsiang,†kata Firman.
Tim yang dibawa PT. PGI juga siap mempresentasikan menyangkut hal hal teknis, struktur, arsitektur, mekaniÂcal electrical, namun dalam rapat yang digelar, tim ABG masih membahas soal soal lain, seperti masalah social, asal usul, kerjasama, lalulintas dan masalah teknis lainnya. “Kami menginginkan bahwa pembaÂhasan fokus kepada masalah bangunan, tidak perlu melebar kemana-mana, karena masalah sosial dan asal usul sudah terseÂlesaikan.
(Yuska Apitya Aji)