rohingya-manusia-perahu-aljazeera_479

WASHINGTON TODAY – Badan-badan PBB menyerukan Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk meningkatkan operasi penyelamatan di laut dan berhenti mencegah ribuan migran mencapai wilayah negara-negara tersebut. Diperkirakan sekitar 4 ribu pria, wanita dan anak-anak dari Myanmar dan Bangladesh tengah berada di kapal-kapal dengan pasokan makanan yang menipis. Separuh dari mereka telah terombang-ambing di atas setidaknya lima kapal di dekat perairan Myanmar-Bangladesh selama lebih dari 40 hari. Demikian disampaikan badan pengungsi PBB, UNHCR seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (19/5/2015). Dalam statemen bersama, Organisasi Internasional untuk Migradi (IOM), UNHCR dan kantor HAM PBB menyerukan ketiga negara tersebut untuk berhenti mengusir perahu-perahu migran dari wilayah perairan mereka. “Otoritas hendaknya memberikan pendaratan yang efektif, terprediksi ke tempat yang aman dengan kondisi yang memadai dan manusiawi, dan melakukan prosedur skrining untuk mengidentifikasi mereka yang membutuhkan perlindungan internasional sebagai pengungsi,” demikian statemen bersama badan-badan PBB tersebut. Pekan lalu, kepala HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein mengatakan, aliran migran akan terus terjadi sampai Myanmar menghentikan diskriminasi terhadap warga minoritas muslim Rohingya. Beberapa hari lalu, sebuah kapal migran dihalau kembali ke lautan oleh negara-negara Asia Tenggara tersebut saat mencoba mendarat di wilayah mereka. Hingga kini, tidak diketahui keberadaan kapal tersebut. Juga tidak jelas bagaimana nasib sekitar 300 orang yang berada di atas kapal yang mengangkut para migran Bangladesh dan Myanmar tersebut.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================