Olahraga yoga semakin digandrungi. Hal tersebut bisa dilihat dari peminatnya yang terus tumbuh, terutama di kalangan wanita kaum urban. Bahkan, tidak hanya di kawasan ibu kota saja, namun sudah merambah hingga kota-kota lainnya. Tentunya, hal tersebut mampu memberikan peluang usaha tersendiri bagi penyedia aksesoris terkait yoga, mulai dari matras, pakaian dan yang lainnya.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Belakangan ini juga terlihat fenomÂena Yoga tidak hanya digandrungi kalangan wanita saja, kaum pria pun juga sudah tidak malu lagi untuk mengikuti olahraga satu ini. Menurut salah satu guru acroyoga dan pemilik studio Union Yoga, Fajar Putra, menÂgungkapkan bahwa maraknya olahraga yoga dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat perkotaan akan pentingnya pola hidup sehat. “Saya melihat ini sebagai sesuatu yang luar biÂasa, mereka tergerak untuk melakukan yoga diiringi dengan keinginan untuk melakukan pola makan yang sehat pula,” ujar Fajar.
Di tengah tren yoga ini, tentu kebutuhan akan alat dan aksesori yoga pun meningkat. Itu juga yang mendorong bermunculannya para pedagang alat dan aksesori yoga. Salah satu pemainnya adalah Eni Hariani, pemilik Yoga Mat Indonesia. Ia sudah menjual peraÂlatan yoga lebih dari tiga tahun lalu.
Eni mengakui, sejak yoga menjadi tren, penÂjualan produknya ikut berpengaruh. Yoga Mat Indonesia menjual yoga matras, yoga bag, belt, block sampai tisu khusus pembersih matras.
Semua produk perlengkapan yoga itu diimÂpor dari berbagai negara. Untuk yoga matras dengan merek Manduka diimpor dari Amerika Serikat, sedangkan merek Easyoga dari Taiwan dan Ecocare dari China. “Saya terpaksa impor karena di Indonesia belum ada yang menjual barang dengan kualitas yang sama,” katanya.
Untuk produk matras dibanderol dengan harÂga Rp 500.000-Rp 1,75 juta. Biasanya yang paling laris matras dari China kareÂna harganya murah di bawah Rp 500.000. Sedangkan tas yoga dijual dari harga Rp 35.000-Rp 250.000. Dalam sebulan Eni bisa menjual 50-70 matras dan lebih dari 100 tas yoga.
Tak heran, dalam sebulan ia bisa meraup omzet hingga Rp 50 juta per bulan. Eni sendiri lebih banyak penjualan online. Dengan penjuaÂlan online, ia bisa menjangkau pasar lebih besar. “Konsumen saya sekarang ada di seluruh IndoÂnesia,” kata pemilik yogamatindonesia.com ini.
Pemain lainnya adalah Alvinton, pemilik Unique Yoga di Jakarta. Alvin panggilan akrabÂnya juga merasakan berkah dari tren yoga saat ini. Alvin mengaku, penjualan semakin meninÂgkat sejak awal 2015 ini. “Permintaan memang terus naik,” katanya.
Unique Yoga menjual berbagai perlengÂkapan, seperti matras yoga, alas atau karÂpet yoga, tas yoga, dan bola yoga. Selain untuk yoga, peralatan olahraga itu juga cocok untuk pilates, aerobik, dan meditasi. Khusus untuk tas yoga, ia produksi sendiri di bilangan Sunter Agung, Jakarta Utara. Dalam sebulan, ia bisa memproduksi tas yoga hingga 1.000 unit.
Sementara produk seperti maÂtras dan bola diimpor dari China. Alvin mematok harga jual cukup bervariasi. Untuk produk maÂtras dihargai mulai kisaran Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta. Sementara produk tas di kisaÂran Rp 50.000 hingga Rp 200.000. Sama seperti Eni, ia juga banyak melayani penÂjualan online. Dalam sebulan Alvin bisa mendapat omzet hingga Rp 60 juta per bulan.
(KTN)