Untitled-12

JAKARTA, TODAY — Standard and Poor’s (S&P) mengubah outlook rating Indonesia dari stable (stabil) menjadi positive (positif ). Lembaga pemeringkat internasional itu juga mengafirmasi rating Indonesia di BB+. Pe r b a i k a n outlook ini mencerminkan kemungkinan Indonesia akan m e m p e ro l e h peningkatan rating lagi dalam 12 bulan ke depan. Sovereign Analyst Utama S&P untuk Indonesia, Kyran A. Curry, mengatakan faktor utama yang mendukung perubahan outlook adalah perbaikan kerangka (framework) kebijakan pemerintah Indonesia yang telah berhasil meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter dan sistem keuangan. Menurut Curry, kebijakan yang lebih efektif dan terarah telah memperkuat sektor fiskal dan cadangan devisa, serta memperbaiki ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. “Perbaikan outlook S&P tersebut sesuai dengan prediksi, tapi target berikutnya adalah peningkatan rating hingga memperoleh predikat investment grade dari S&P,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dalam siaran pers, Kamis (21/5/2015). Setelah outlook naik, Indonesia bisa naik peringkatnya ke predikat investment grade. Saat ini, S&P adalah satu-satunya lembaga pemeringkat yang belum menempatkan Indonesia pada posisi investment grade. Outlook rating dari S&P tersebut merupakan pengakuan atas ketahanan perekonomian Indonesia sebagai hasil koordinasi kebijakan yang telah ditempuh oleh otoritas perekonomian, meskipun terdapat tekanan baik domestik maupun global. Rating S&P ini juga memperlihatkan peningkatan optimisme dunia internasional atas prospek kinerja ekonomi Indonesia. S&P menyatakan terdapat kemungkinan peningkatan rating Indonesia dalam 12 bulan ke depan, apabila target peningkatan kualitas pengeluaran pemerintah dapat dicapai, termasuk konsistensi penerapan kebijakan harga BBM sesuai harga pasar dan pengalokasian anggaran investasi pemerintah secara efisien. Standard and Poor’s yang mengubah outlook peringkat Indonesia dari stable (stabil) menjadi positive (positif), membuat pasar modal semarak dan dana asing masuk Rp 323 miliar. Seperti dikutip dari data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/5/2015), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat melemah pun akhirnya bisa naik 20,459 poin (0,39%) ke level 5.313,208. Investor asing yang beberapa hari terakhir ini lakukan penjualan bersih (foreign net sell), hari ini berburu saham dan mencatat pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 323,039 miliar di seluruh pasar. Sampai perdagangan hari ini, dana asing yang parkir di pasar modal dalam negeri jumlahnya mencapai Rp 8,7 triliun.

BACA JUGA :  Warga Desa Cemplang Bogor Diteror Maling, Satu Bulan 5 Kali Aksi Pencurian

(Alfian M|dtc)

============================================================
============================================================
============================================================