Maklum, Adji ingin merasakan tantangan dengan tas merek sendiri. “Akan lebih menyenangkan dalam desain, kami harus kreatif, tidak seperti tas pesanan yang desainnya monoton,” ungkap suami Icha Art yas Annariswati ini. Setelah membuat konsep dan mempunyai c alon pembeli, awal 2010, Adji mulai produksi tas merek Or tiz. Berbeda dengan tas travel, Ortiz merupakan t as kasual yang khusus dipasarkan ke Singapura dan Malaysia. “Jadi, standar kualitasnya internasional,” kata Adji. Untuk Ortiz ini, Adji mendapat kontrak dari pembeli sebanyak 6.000 tas selama setahun. Sayang, belum genap setahun berbisnis tas merek sendiri, hantaman datang. Pertengahan 2010, Adji mendapat somasi dari pemilik merek sah Ortiz, yakni sebuah perusahaan mode ternama dari Spanyol. Salah satu pasal dalam somasi tersebut menyebutkan, jika dalam waktu dua bulan tak ada penarikan produk, akan diberikan sanksi berupa denda sebesar Rp 7 miliar.

Tak mau membayar denda, Adji pun segera menarik semua produk yang telah bere – dar. Dia pun terpaksa membayar denda kepada distributor sebesar Rp600 juta karena tak bisa memenuhi kontrak yang telah disepakati. “Dari situ, saya baru tahu, pendaftaran paten yang diakui secara internasional harus di Singapura,” ujar dia. Akibat dari peristiwa itu, Adji terpaksa berhenti produksi selama dua bulan. “Tagihan dari vendor dan pemasok banyak yang tak terbayar,” kata dia. Tak ingin terpuruk lebih lama, dia pun memberanikan diri mendatangi vendor dan pemasoknya untuk meminta pembayaran mundur. Karena keperc ayaan telah terbangun, t ak hanya pembayaran mundur, mereka juga memberi pinjaman berupa bahan baku untuk memulai produksi lagi. Awal 2011, Adji membangun kembali bisnisnya. Kali ini, dia mematenkan merek Evrawood, langsung ke Singapura. Dia merekrut orang-orang baru sebagai tim Evrawood.

Selain itu, Adji fokus pada kualitas, baik dari segi bahan maupun cara pembuatannya. “Kami menonjolkan kekuatan. Dalam kampanye produk , kami memberi garansi kerusakan hingga tiga tahun,” tutur pria 29 tahun ini. Selain di Indonesia, saat ini, tas kasual urban Evrawood sudah dipasarkan di beberapa negara, seperti Jerman, Belanda, Singapura, dan Malaysia. Setiap bulan, kapasitas produksi pabrik tas ini bisa mencapai 1.000 unit. Jika di Indonesia produk Evrawood dijual mulai Rp 400.000, untuk pasar lu ar negeri harga jualnya berkisar Rp 1,8 juta–Rp 2,5 juta.

(KTN)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================