Untitled-13

JAKARTA, TODAY—Kemenristek Dikti mulai melakukan penyisiran ke sejumlah kampus- kampus yang diduga hanya menjual ijazah tanpa menyelenggarakan kegiatan perkuliahan. Hasil audit kementerian, ada 18 kampus di Jabodetabek yang terindikasi melakukan penyimpangan akademik. Kemarin, Menristek Dikti Mohamad Nasir, melakukan sidak ke kampus University of Berkley Michigan America di Gedung Yarnati, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Hasilnya, Menteri Nasir menemukan fakta bahwa kampus tersebut hanya memiliki izin tempat kursus. “Lembaga manajemen internasional Indonesia ini mengaku bekerja sama dengan University of Berkeley, America. Tetapi saat dicek, ternyata Dikti tidak pernah keluarkan izin itu. Ini kampus gelap. Izin yang dikeluarkan hanya untuk kursus,” terang Menteri Nasir di Gedung Yarnati, Kamis (21/5/2015).

Nasir mengaku akan mengusut lebih dalam mengenai lembaga ini. Sebab, lembaga palsu alias bodong ini merugikan pendidikan di Indonesia. “Dikti tidak pernah keluarkan izin terhadap kampus ini,” tegasnya.
Nasir juga akan melaporkan lembaga pendidikan palsu ini kepada pihak berwenang. “Saya akan laporkan dan cabut izinnya,” tutup Nasir.
Universitas yang terletak di Lantai 2 Gedung Yarnati, Jl Proklamasi No 44, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat itu juga hanya memiliki dua ruang, satu kantor universitas, satu lagi ruang kelas.
Sesampainya di lokasi, Menteri Nasir disambut seorang petugas administrasi bernama Muhammad. Tak ada orang lain di kantor itu, hanya Muhammad.
Menteri Nasir bertanya soal rektor universitas itu. Muhammad menjawab University of Berkley dipimpin Prof Dr Liartha S Kembaren. Jumlah mahasiswa kampus itu, kata Muhammad, ada 500 orang. “Tapi untuk hari ini tidak ada mahasiswa, Pak,” ujar Muhammad kepada Menteri Nasir. “Ada berapa dosen yang mengajar?” tanya Menteri Nasir. “Ada 4,” jawab Muhammad.
Nasir lalu melihat-lihat sekeliling kantor itu. Saat melihat sejumlah ijazah yang dipampang di dinding kantor, Nasir mengernyitkan dahi. Dia memperhatikan salah satu ijazah dengan seksama, utamanya di bagian cap Dikti yang ditandatangani oleh Illah Sailah. “Ini palsu. Memang ada nama direktur pembelajaran dan kemahasiswaan di Dikti yang bernama Ibu Illah, tapi saya pastikan ini ijazah ini palsu dan ini bukan dia,” ujar Nasir sambil memegang ijazah itu.
“Bentuk format ijazah luar negeri itu berbeda, bukan seperti ini. Saya akan laporkan ini ke pihak berwenang,” imbuh eks Rektor Undip itu. “Saya tidak tahu, Pak, saya baru 3 bulan,” sahut Muhammad. “Rektornya di mana?” tanya Nasir lagi. “Lagi di Medan, Pak,” jawab Muhammad.
Di Amerika Serikat memang ada universitas bernama University of California, Berkeley. Kampus tersebut terletak di timur Teluk San Francisco di Berkeley, California, Amerika Serikat. Namun hampir bisa dipastikan kampus yang disidak Menteri Nasir ini tak terkait dengan universitas Amerika Serikat tersebut.

BACA JUGA :  Ciptakan Pilkada Damai dan Kondusif, Pj. Bupati Bogor Ikuti Arahan Kemendagri RI Melalui Zoom Meeting

Pihak Kampus Dipolisikan

Menindaklanjuti temuan ini, Nasir memastikan akan menutup kampus bodong itu dan melaporkannya ke kepolisian. “Kampus ini akan kami tutup dan lapor pihak kepolisian. Mahasiswa di sini mau tidak mau akan dicabut,” kata Nasir , “Saya akan laporkan kampus ini. Ini sudah penipuan, banyak yang dipalsukan. Dan kampus ini sudah ada sejak tahun 1996,” tambah Nasir.
Sebelum melakukan sidak ke Universitas Berkley, Nasir dan tim melakukan sidak di STIE Adhy Niaga Bekasi. Di kampus ini, Nasir mengaku geram karena terlalu banyak kejanggalan yang ditemukan. Dia juga mengancam akan mencabut izin kampus tersebut.
“Nanti saya akan kirimkan orang untuk mendalami dan tentunya akan berikan sanksi hingga sampai penutupan kampus. Karena kampus ini tidak benar,” ujar Menteri Nasir di halaman Kampus Adhy Niaga, Jl Sudirman, Kranji, Kota Bekasi, Kamis (21/5/2015).
Nasir mengatakan, sejak 2012 dirinya sudah mendapat laporan mengenai transaksi ijazah palsu di kampus tersebut. Dan setelah melihat langsung, dirinya pun mengaku kesal. “Masa dari data 3.000 mahasiswa yang ada, satu pun data mahasiswa lulus tidak ada. Saya minta nama-namanya aja tidak ada. Bagaimana bisa begitu!” tegas Nasir.
Bagaimana dengan mahasiswa yang benar-benar kuliah? “Kita akan pindahkan. Namun sebelumnya kita pelajari dulu data-datanya,” jawab Nasir.
Terpisah, Jaksa Agung HM Prasetyo menyambut baik niat Menristek Dikti M Nasir yang ingin menyeret pelaku praktik jual beli ijazah yang diduga terjadi di belasan kampus di Jabodetabek. Prasetyo mengaku akan berkoordinasi dengan Nasir. “Kalau bicara secara formal belum ya dengan menteri, tapi yang jelas akan kita koordinasikan,” kata Prasetyo, Kamis (21/5/2015).
Prasetyo mengatakan, nantinya apabila oknum tersebut dapat diketahui maka akan dikenakan pasal 263 KUHP tentang penipuan. Pihak kejaksaan juga akan berkoordinasi dengan Polri untuk menangani kasus ini. “Itu masuk delik formil ya. Jadi nanti kita akan koordinasi dengan Polri juga,” kata Prasetyo.

BACA JUGA :  Menu Buka Puasa dengan Sambal Ati Ampela yang Pedas dan Gurih Menggugah Selera

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================