PAKISTAN TODAY – Gelombang panas yang melanda Pakistan beberapa hari ter­akhir terus menelan korban jiwa. Sejauh ini, lebih dari 200 orang telah tewas akibat cuaca panas ekstrem tersebut.

Korban jiwa terbanyak dilaporkan di Karachi, kota terbesar di Pakistan, yang suhu udaranya mencapai 45 derajat Cel­sius pada akhir pekan lalu. Di kota terse­but, sudah 202 orang dilaporkan tewas. Setidaknya 11 korban tewas lainnya dil­aporkan di beberapa daerah di provinsi Punjab.

“Korban jiwa akibat gelombang panas ini telah melampaui angka 200 di Karachi seiring kami telah mengkonfirmasi 140 ko­rban tewas di rumah sakit Jinnah Postgrad­uate Medical Centre (JPMC) dan 62 korban tewas dari rumah sakit Civil Hospital Ka­rachi,” ujar menteri kesehatan wilayah se­tempat, Jam Mehtab Dehar seperti dikutip kantor berita AFP, Selasa (23/6/2015).

Dikatakannya, angka sebenarnya bisa lebih tinggi, mengingat beberapa rumah sakit lainnya tidak dihitung. Menurut penghitungan media AFP berdasarkan in­formasi dari lima rumah sakit di sekitar Karachi, jumlah korban jiwa bisa menca­pai 249 orang.

Suhu tertinggi yang pernah melanda Karachi adalah 47 derajat celsius yang ter­jadi pada 1979.

Menurut Dr Semee Jamali, kepala unit darurat di Rumah Sakit Jinnah di Karachi, mayoritas korban meninggal adalah kaum lanjut usia. “Pasien korban gelombang pa­nas dibawa ke rumah sakit dengan kondisi demam tinggi, tidak sadarkan diri, dehi­drasi, dan kejang-kejang,” ujar Dr Semee Jamali.

Sebelumnya pada Mei lalu, gelombang panas serupa juga melanda India. Saat itu, lebih dari 2 ribu orang meninggal akibat terpapar suhu udara yang rata-rata menca­pai 48 derajat celsius.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================