Berdasarkan survei Bank Indonesia, dari total kredit pemilikan rumah (KPR) yang dikucurkan oleh perbankan sejak Januari sampai dengan Maret 2015, sebanyak 1,83 persen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) memanfaatkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang disedikan oleh pemerintah
Oleh : Adilla Prasetyo
[email protected]
Pencairan FLPP sampai dengan triwulan I-2015, baru mencapai Rp 29 miliar dari target dana penyalurannya untuk tahun 2015 yaitu sebesar Rp 5 triliun. Dengan demikian, terdapat dana sebesar Rp 4,71 triliun yang belum dimanfaatkan unÂtuk FLPP. Masih minimnya perÂtumbuhan KPR dengan skema FLPP ini, lantaran masih terÂdapat ganjalan bagi perbankan syariah untuk menyalurkan kredit.
Senior Executive Vice PresiÂdent Retail Bank Syariah ManÂdiri (BSM), Edwin Dwidjajanto menjelaskan, sepanjang kuarÂtal I-2015 kemarin, perseroan belum melakukan pencairan pada KPR skema FLPP. Hal ini terkait dengan perubahan peÂrubahan aturan berupa PeratuÂran Menteri dalam skema FLPP yang sulit dieksekusi oleh perÂbankan syariah.
“Seperti bila ternyata nasaÂbah yang bersangkutan ternyÂata tidak memenuhi atau melÂanggar ketentuan FLPP berupa tidak melakukan penempatan rumah selama satu tahun, maka bank wajib mengembaÂlikan dana FLPP tersebut,†jeÂlas Edwin.
Hal ini dirasa menjadi sandÂungan perbankan syariah, lanÂtaran PERMEN tersebut tidak berlaku bagi bank konvensionÂal. Bank konvenaional dapat menaikkan bunga kredit menÂjadi setara dengan bunga kredit komersial, jika masyarakat berpenghasilan rendah (MRB) tidak menempati rumah selaÂma satu tahun.
Menurut Edwin, hal yang sama tidak mungkin bisa diÂlakukan oleh perbankan syaÂriah pada KPR FLPP dengan skim murabahah. “Kami sudah mengirimkan surat keberatan agar beberapa poin penyaluÂran FLPP disesuaikan dengan perbankan syaÂriah. Kami sudah beberapa kali melÂakukan pembahasan mengenai hal ini, namun belum ada hasil final,†katanya.
Oleh karena itu, BSM baru bisa menyalurkan KPR FLPP pada kuartal III-2015 menÂdatang. Menurutnya, secara prinsip, BSM siap menyalurkan KPR skema FLPP lantaran telah memiliki kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk penyediaan rumah bagi pegaÂwainya.
“Target untuk tahun 2015 tidak terlalu banyak hanya kisaÂran 250 rumah sampai dengan 400 rumah. Untuk semenÂtara, perusahaan yang besar baru dengan Alfamart, karena lebih aman dari sisi sumber pembayarannya sebab payroll karyawan melalui BSM,†jelas Edwin.
Selain itu, kata Edwin, masih terdapat permasalahan dari developer terkait masalah harga rumah yang ditentukan oleh pemerintah. Hal ini menÂgakibatkan developer kesulitan mencari lahan dengan harga murah terutama di wilayah JaÂkarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi ( JaboÂdetabek).