“Cabor kalau ingin bisa berkembang dengan baik harus mandiri, jangan hanya mengandalkan suntikan dana dari Pemerintah Daerah (Pemda) saja. Soalnya dana yang dialokasikan terbatas,†Ketua Pengcab FPTI Kota Bogor, Ade Syarief Hidayat
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Ketua Umum (KeÂtum) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Bogor, Eko Suprihadi mengatakan bahwa pihaknya tengah berbenah inÂternal dan memulai start dari nol kembali menuju PRSI Kota Bogor yang mandiri.
PRSI Kota Bogor tengah mendapatkan tantangan berat untuk kembali mendongkrak PRSI yang baru saja bergeliat pasca didera badai ditinggal hengkang empat atlet terbaiÂknya usai perhelatan Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat (Porda Jabar) XII/2014 lalu.
“Kami tengah melakukan pembenahan internal organÂisasi dan menyusun kembali untuk meraih target juara di Porda Jabar XIII/2018 menÂdatang. Para calon atlet baru tengah kita gembleng untuk melanjutkan estafet pembiÂnaan,†katanya.
Mantan Ketua PRSI Kota BoÂgor, Arifin Himawan berharap, ketua yang baru nanti juga bisa bersinergi dengan pengurus yang lainnya. Dan juga bisa mendorong pihak KONI dan Pemkot Bogor untuk menyeÂdiakan sarana dan prasarana yang benar-benar memadai.
“Selain pembinaan atlet, ketua yang baru harus bisa mengembangkan dan meminÂta agar sarana serta prasarana yang sesuai karena tidak bisa kita pungkiri bahwa kondisi Kolam Renang Mila Kencana sangat jauh dari kata memaÂdai,†tukasnya.
Ahim pun mengatakan bahwa ketua yang baru juga harus bisa mengakomodasi anggaran untuk kepenguruÂsan secara operasional, tanpa mengharapkan bantuan dari pihak KONI maupun Pemkot Bogor.
“Pengurus yang baru harus bisa menjadi mandiri, tanpa bertumpu pada bantuan yang diberikan oleh KONI untuk opÂerasional perorangan karena anggaran operasional ini hanÂya bisa dipakai untuk kepenÂgurusan saja,†tegasnya.
Senada, Ketua Pengcab Federasi Panjat Tebing IndoÂnesia (FPTI) Kota Bogor mengÂhimbau bagi para cabor untuk bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan operasional caÂbor masing-masing. Sehingga kualitas atlet binaannya bisa maksimal.
“Bukannya kita menafiÂkan peran Pemda dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bogor. Namun dana yang dimiliki Pemda kan terbatas, jadi dana yang sampai ke masing-masing caÂbor juga sangat terbatas. Kita harus pintar mencari sumber dana lain, dari perusahaan leÂwat Corporate Social ResponÂsibility (CSR) misalnya,†katÂanya. (*)