BOGOR TODAY – Penyebab Virus Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) adalah virus corona. Jika seorang tertular dari orang dan bila tidak segera mendapatkan pengobatan dan perawatan meÂdis bisa menyebabkan kematian.
Dokter Hewan Surachmi Setyaningsih dari Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan KeÂsehatan Masyarakat Veteriner, Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan, MERS atau penyaÂkit pernapasan akut disebabkan oleh virus corona dan awalnya ditemukan di Timur Tengah sepÂerti Yordania, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
“Dari beberapa kasus, pemÂbawa virus ini hingga ke luar Timur Tengah adalah orang yang pernah berkunjung ke Timur Tengah dan orang yang rentan terkena rata-rata berusia lanjut serta mempunyai daya tahan tuÂbuhnya lemah,†katanya saat disÂkusi penyakit hewan di Kampus IPB Dramaga, Senin (22/6).
Penyakit MERS-CoV ini sendiri merupakan penyakit yang biasa ditemukan pada hewan yang kemudian ditemukan pula menginfeksi manusia melalui perantaraan hewan.
Bahkan saat ini, penyebaran virus cara penularan MERS-CoV sangat mudah menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang yang sehat. “Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-CoV berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan akut dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meningÂgal. Sebagian dari penderita dilÂaporkan menderita penyakit salÂuran pernapasan tingkat sedang. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 °C (100.4 °F),†papar Setyaningsih.
Gejala tersebut biasanya muncul 2 hingga 10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 2 hingga 3 hari.
Sedangkan tanda fisik, kata dia, tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Namun, geÂjala bisa diketahui apabila orang mengalami tachypnea (nafas cepat).
Kemudian, pernapasan tiÂdak teratur dan tingkat kesÂadaran menurun serta pusing. Kata dia, saat ini belum ada obat atau vaksin untuk penyakit ini, maka pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan menyarankan untuk orang yang pergi haji dan umrah ke tanah suci mekkah untuk dianjurkan beberapa hal seperti Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) denÂgan makan bergizi, istirahat cukup, dan lain-lain, rajin dan sering mencuci tangan pakai sabun (CTPS), sedapat mungÂkin gunakan masker bila sedang dalam kerumunan orang dan juga jika batuk.
Bagi calon jemaah yang mempunyai penyakit kronik (diabetes melitus, penyakit janÂtung paru kronik, gangguan ginjal atau penyakit kronik lain) perlu cek ke dokter sebelum pergi dan gunakan obat rutinÂnya secara teratur. Bila selama di Arab ada keluhan batuk, demam dan sesak yang cepat memburuk (dalam 1-2 hari), segera konsultasi ke petugas keÂsehatan.
Bila dalam kurun waktu 14 hari sampai di tanah air menÂgalami keluhan batuk, demam, sesak napas yang cepat (dalam 1-2 hari) memburuk, maka segera konsultasi pada petugas kesehatan, dengan beritahu petugas kesehatan bahwa baru kembali dari Arab. “Karena situasi penyakit MERS CoV ini mungkin saja berubah dari hari ke hari, maka bila memang meÂmiliki rencana Umroh atau beÂpergian ke Timur Tengah agar selalu mengikuti berita akurat mutakhir tentang perkembanÂgan MERS CoV ini,†tambahnya.
(Rizky Dewantara)