Penjualan mobil di kuartal pertama tahun ini anjlok. Bahkan hampir memasuki paruh tahun, belum ada gejala perbaikan penjualan untuk semua merek
Oleh : Adilla Prasetyo Wibowo
[email protected]
Mendekati akhir paÂruh pertama taÂhun ini, penjualan mobil nasional beÂlum menunjukan kondisi perbaikan. Bahkan, rata-rata penjualan sepanjang tahun ini anjlok cukup dalam ketimbang tahun sebelumnya, cuma berkÂisar 88.000 unit dibanding peÂriode sama 2014 yang mencapai 106.000 unit per bulan.
Mengacu data wholesale salah satu agen tunggal pemegang merek (ATPM) anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor InÂdonesia (Gaikindo) hasil periode Januari-Mei 2015, yang diterima BOGOR TODAY, Selasa (9/6/2015), tercatat 443.328 unit, turun 17 persen dari periode tahun sebeÂlumnya 531.496 unit. Hampir seÂmua merek utama di Indonesia turun penjualannya.
Pemimpin pasar Toyota misÂalnya, penjualannya menyusut sampai 25 persen menjadi tingÂgal 138.986 unit dari sebelumnya 184.239 unit. Mewakili penjuaÂlan kendaraan niaga, Isuzu juga tergerus sampai 26 persen menÂjadi tinggal 9.162 unit dari sebelÂumnya 12.330 unit.
Sementara Honda yang beruntung berkat peluncuran dua model baru, HR-V dan MoÂbilio, juga sudah mulai melamÂbat pertumbuhannya penjualanÂnya. Honda hanya menyisakan peningkatan 1 persen menjadi 66.372 unit dari sebelumnya 65.459 unit.
Melihat kinerja Mei 2015, terlihat sejumlah merek memÂperoleh hasil penjualan positif, meski masih relatif tipis. Suzuki misalnya, penjualannya naik 24,9 persen menjadi 10.017 unit bulan lalu dibandingkan April, yang cuma 8.019 unit. Selain itu, Nissan-Datsun juga naik penÂjualannya, berurutan hasilnya 2.091 unit dan 2.874 unit. Hasil ini naik masing-masing melesat 58,2 persen dan 67,9 persen dari sebelumnya. Honda juga naik 6,7 persen penjualannya menjadi 11.301 unit dari sebelumnya cuma 10.583 unit.
Data wholesale Mei ini, seolah mencerminkan upaya para ATPM untuk sedikit menambah stok di diler, jelang bulan puasa dan LebÂaran, Juni dan Juli. Tapi, dorongan stok unit tak sebesar pada tahun-tahun sebelumnya, memperlihatÂkan langkah hati-hati para merek supaya tak justru menumpuk stok, mengingat kondisi pasar yang belum pulih. (*)