firman_kitchee_evan__c35f2c9v

BANDUNG, Today-Pelatih Dj­adjang Nurdjaman menyebut­kan, dari delapan pertandin­gan di pentas Asia, permainan terbaik Maung Bandung hanya di dua partai saja.

Persib telah melakoni play off Liga Champions Asia (LCA) 2015 melawan Hanoi T&T dan tujuh lainnya di Piala AFC 2015.

Djanur, sapaan akrabnya, mengatakan jika permainan terbaik Persib di pentas Asia yaitu ketika bermain di 45 me­nit pertama saat menjamu New Radiant di laga pembuka Piala AFC 2015.

Satu lagi, dia menlihat Atep dkk sangat beringas di babak kedua melawan Kitchee SC, Rabu (27/5) lalu.

“Kalau ngitung per babak, ya pas babak kedua kemarin (lawan Kitchee SC) dan babak pertama lawan New Radiant di sini, yang lainnya di away wa­laupun gak kalah, tapi tampil biasa aja,” kata Djanur.

Sekalipun hanya mampu menembus babak 16 besar, na­mun kesempatan Persib mang­gung di Piala AFC ataupun LCA, setidaknya menjadi pen­galaman pertama bagi Maung Bandung.

BACA JUGA :  Jadwal Pertandingan Wakil Indonesia di Final Swiss Open 2024

Persib sendiri telah 20 ta­hun lamanya tidak manggung di pentas Asia, sejak terakhir kali pada 1995 silam.

Djanur mengakui jika keka­lahan atas Kitchee SC masih menyesakkan. Namun dia ber­syukur setidaknya kini Persib mendapat pengalaman seka­ligus berkesempatan melihat peta kekuatan Benua Asia.

“Ini juga kesempatan mem­baca karakter tim di Piala AFC,” tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan dari tiga pertandingan Interna­sional, gawang anak asuhannya berhasil dijebol tujuh gol, ma­sing-masing oleh Ayeyawady United (3 gol), Selangor FA (2 gol) dan terakhir di babak 16 besar Kitchee SC (2 gol). Keka­lahan terakhir tersebut sekal­igus mematikan langkah Persib di ajang AFC Cup.

Segala antisipasi mengeval­uasi lini pertahanan jelang de­tik-detik menghadapi Kitchee SC dilakukan skuat Maung Bandung.

Namun, hasilnya masih saja nihil. Absennya Vladimir Vu­jovic karena akumulasi kartu kuning sedikit mempengaruhi performa pertahanan.

BACA JUGA :  Kang Jaya Cup Mini Soccer Turnamen, Cegah Maraknya Kenakalan Remaja

Kendati demikian Janur sa­paan Jajang Nurjaman tetap apresiasi duet Ahmad Jufriyan­to dan Abdul Rahman.

“Kebetulan di sana ada strik­er jangkung, kebetulan bolanya seperti itu. Absennya Vlado memang cukup berpengaruh. Tapi sebetulnya duet Jupe-Rah­man cukup bagus, tidak ada masalah,” tuturnya.

Djanur pun menuturkan, koordinasi sebelum laga sudah diinstruksikan, segala kemung­kinan coba diantisipasi. Janur pun sudah mengetahui bila lawan akan memaksimalkan keunggulan bola udara.

“Sebelumnya permainan mereka sudah diantisipasi saat breefing, kita sudah menduga mereka bermain seperti itu, dan itu kejadian,” kata Djanur.

Menganalisa dua gol yang terjadi ke gawang I Made Wi­rawan, para pemain dinilai kurang konsentrasi dalam menjaga lawan.

“Karena dua-duanya gol itu, satu bola rebound dan cross­ing. Itu sudah diperhitungkan sebelumnya dan terus dilatih saat latihan, dan kejadian seke­jap hilang konsentrasi,” jelas­nya.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================