BANDUNG, Today – Tidak ada kejÂelasan kompetisi ditambah tersanÂderanya sepak bola Indonesia oleh federasi dunia FIFA, membuat beÂberapa pemain profesional IndoneÂsia banting stir.
Demi melanjutkan kelangsungan hidup keluarga, para pemain rela untuk bertanding dalam laga antar kampung (Tarkam).
Hal yang sebenarnya sungguh miris ketika pemain berlabel timnas harus terjun di kelas non profesional. Kondisi ini tentu membuat khawatir beberapa klub, contohnya Persib.
Sang dokter tim Rafi Ghani menÂgungkapkan ia cukup riskan bila pemain profesional yang terbiasa dengan penanganannya dalam maÂsalah cedera, harus pindah alih keÂpada penanganan medis di sepak bola tarkam.
Sang dokter pernah menyaksiÂkan pertandingan tarkam cukup keras dan memang harus berani mengambil resiko akan cedera.
“Memang pernah satu kali ikut menyaksikan pertandingan terseÂbut, dan ternyata memang akan sanÂgat riskan, terjadinya cedera karena kita tidak tahu lawan seperti apa,†imbuh Rafi belum lama ini
Selain faktor lawan yang tidak mengetahui niatannya seperti apa, menjegal atau bahkan mencelakaÂkan lawan, faktor kondisi lapangan pun turut perlu diperhatikan.
Ia mengisyaratkan agar pemain terus waspada berkaitan bila tarkam adalah jalan terakhir unÂtuk menyambung hidup.
“Faktor lapangan yang tidak bagus juga bisa memunculkan peluang cedera, terÂlebih iklim pertandÂingannya yang keras juga harus diwaspaÂdai,†pesannya.
(Imam/net)