BOGOR, TODAY — Ada yang tak biasa di puncak acara Perayaan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-533 di Kabupaten Bogor. Sekitar 420 keÂpala desa tidak hadir alias absen di acara tahunan ini.
Acaranya sendiri berjalan sangat formal dengan dihadiri seluruh Satuan Kerja PerangÂkat Daerah (SKPD), Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) dan Musyarawah Pimpinan KecaÂmatan (Muspika), di Lapangan Tegar Beriman, Rabu (3/6/2015).
Sebagian besar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga turut hadir dalam perayaan dengan tagline ‘Mari Bersama WuÂjudkan Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju’ ini.
Setelah melakukan sesi upaÂcara, sejumlah pejabat yang ada di lingkungan Tegar Beriman menggelar Rapat Paripurna Istimewa, dipimpin KetÂua DPRD Kabupaten Bogor, Ade RuhenÂdi. Ia menggunakan Bahasa Sunda.
Namun, yang tak formal di acara perayaan HJB ini, justru hampir seluruh Kepala Desa tidak hadir meski telah diÂundang. Dari 427 Pemerintah Desa dan 17 Kelurahan yang ada di Kabupaten BoÂgor, hanya Kepala Desa yang mendapat penghargaan Tegar Beriman Award saja yang hadir di Gedung Tegar Beriman.
Kabar yang beredar, para Kades itu sengaja tak hadir untuk memboikot acara puncak hari jadi. Langkah ini merÂeka lakukan sebagai protes atas belum cairnya Anggaran Dana Desa (ADD) yang seharusnya didapat oleh setiap desa sebesar Rp 270 juta. “HJB ini tidak ada yang isitimewa. Pelayanan di kantor saya juga biasa saja kok. Tidak ada yang istimewa,†ujar Kade Pasir Laja, KecaÂmatan Sukaraja, Amir Hamzah.
Saat dikonfirmasi, Sekretaris Daerah (Sekda) Adang Suptandar mengira para Kades merayakan HJB di wilayah masing-masing sehingga tidak hadir dalam HJB di Tegar Beriman. “Mungkin mereka merayakan HJB di desanya masing-maÂsing. Coba saja dicek. Karena saya juga belum melihat ke sana,†kilah Adang.
Terpisah, 13 Kades di Kecamatan Ciawi mengaku kecewa lantaran dana ADD belum cair dan berupaya memakÂzulkan Camat Ciawi, Agus Manjar.
Sementara itu, Kades Citapean, Eman Sulaeman menjelaskan, sebagai Camat, Agus Manjar tidak melaporkan berkas pengajuan anggaran yang disÂerahkan pemerintahan desa untuk proÂgram kegiatan di wilayahnya ke Badan Pemberdayaan Masyarakat dan PemerÂintahan Desa (BPMPD).
“Seharusnya, rancangan anggaran kegiatan desa yang sudah diserahkan ke kecamatan langsung dilaporkan ke BPMPD agar bisa dicairkan. Ini malah dibiarkan saja,†ungkap Eman.
Namun, Bupati Bogor Hj NurhayÂanti mengatakan bahwa camat tidak bisa dimakzulkan oleh para Kades. “Tidak ada aturan atau mekanismenya. Yang berhak mencopot itu saya berdasarkan rekomendasi BPKPP dan Baperjakat,†ucap Nurhayanti, Rabu (3/6/2015).
Yanti pun sudah memerintahkan Agus Manjar untuk memperbaiki komuÂnikasi dengan para kepala desa. Selain permasalahan ADD, persoalan tidak puasnya para Kades ini karena Camat Ciawi dianggap sudah tidak seirama dalam melayani masyarakat.
Bagikan Akta Kelahiran
Sementara di Kota Bogor, Walikota Bima Arya memberikan hadiah akta kelahiran kepada warganya yang lahir tanggal 3 Juni. Bima Arya turun langÂsung membagikan akta kelahiran di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Ummi, Jalan Empang, Bogor Selatan dengan mendatangi bayi yang lahir bertepatan dengan hari jadi Bogor, 3 Juni.
Bima Arya memaparkan, agenda ini sudah dilakukan dari tahun lalu. Mudah-mudah dengan mendatangi para bayi yang lahir bertepatan dengan hari jadi Bogor, akan menambah kecintaan unÂtuk Kota Bogor.
Dia menambahkan, keempat bayi yang mendapatkan hadiah akta lahir tersebut berjenis kelamin 3 laki-laki dan 1 perempuan. Bima mengucapkan selaÂmat kepada kedepalan orang tua dari bayi tersebut.
“Saya ucapkan selamat atas kelaÂhiran buah hatinya, mudah-mudahan para bayi tersebut akan selalu ingat bahÂwa tanggal lahir mereka bertepatan denÂgan HUT Bogor,â€. ujarnya saat dijumpai di RSIA Ummi.
Sementara itu, Kepala Disdukcapil Kota Bogor, Dody Ahdiat mengatakan, selain memberikan hadiah akta lahir, Pemkot Bogor juga memberikan hadiah KTP bagi warga yang lahir 3 Juni dan sedah berumur 17 tahun. Saat ini ada 50 orang yang akan diberikan KTP langÂsung oleh Walikota Bogor. “Awalnya ada 51 orang yang terdaftar, akan tetapi ada satu yang berpindah sehingga jumlahnÂya berkurang,†tandasnya.
Lanjutnya, pendataan sendiri sudah dilakukan jauh-jauh hari. “Bagi warga masyarakat yang lahir tepat dengan HJB usianya 17 tahun, ada 50 orang itu se-KoÂta Bogor dan kemungkinan bertambah,†ujarnya.
(Rishad|Rizky)