BANDUNG, Today – Meskipun dalam keadaan shaum di bulan Ramadan, para pemain sepakbola profesional dituntut harus bisa terÂus menjaga kondisi tubuh.
Ini agar saat kembali latihan bersama klub, kondisi mereka tak menurun drastis. Sekalipun, saat ini tidak ada pertandingan dalam waktu dekat ini.
Pelatih Fisik Persib, Yaya SunaÂrya memberi beberapa saran maÂteri latihan seperti apa yang bisa dilakukan oleh para pemain saat puasa. Sebab, selama menjalankan puasa kondisi fisik pemain pasti turun. Namun, sebagai pemain profesional, meski sedang puasa mereka tetap menjaga kondisinya.
“Proses adaptasi yang pertama adalah mencoba menyesuaikan siklus waktu untuk tidur, istirahat dan latiÂhan,†kata Yaya, Jumat (19/6/2015).
Waktu dan intensitas latihan menÂjadi pertimbangan yang paling penting dalam membuat program. SelanjutÂnya, hal yang penting lainnya adalah mengkonsumsi makanan yang menÂgandung karbohidrat, protein, dan serat.
Pria yang pernah melatih fisik penggawa Tim Nasional Indonesia ini menambahkan, latihan ideal yang dapat dilakukan adalah saat sore hari bahkan malam hari.
Hal itu, menurutnya, untuk menÂgantisipasi ketika tubuh memerlukan cairan atau nutrisi dalam waktu cepat.
“Pemain bisa melakukan persiapan untuk segera berbuka puasa. KemudiÂan intensitas latihan bisa dibuat secara progres dari low ke moderat, dan lebih banyak latihan pada aerobik melalui perbaikan skill teknik individu, unit dan kerja sama tim dengan grup-grup atau SSG,†katanya.
Jika saat latihan mengalami pusing, Yaya menyarankan untuk berhenti dan beristirahat. Kondisi tersebut terjadi karena tubuh mengalami kekurangan glikogen sebagai sumber energi. Tidak dapat dipungkiri, jika tubuh memerluÂkan proses adaptasi saat bulan puasa.
“Itulah sebabnya latihan lebih baik waktunya menjelang sore atau malam, karena ketika tiba berbuka bisa segera minum untuk membuat suhu tubuh tetap stabil dan dengan minum secuÂkupnya akan mengganti cairan tubuh yang hilang,†jelas Yaya.
(Imam/net)