BOGOR, TODAYÂ – Imbas dari musim kemaÂrau yang melanda selama dua bulan lebih, membuat 7.000 hektar sawah di KabupatÂen Bogor mengalami kekeringan dan terÂancam besar gagal panen disamping 2.300 hektar yang sudah dipastikan gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Bogor, Siti Nuriyanti mengungkapkan, semua sawah yang menÂgalami kekeringan parah merupakan peÂnyumbang produksi padi terbesar di Bumi Tegar Beriman seperti kecamatan Cariu, Tanjungsari, Jonggol dan Sukamakmur.
“Yang sudah kering dan terancam puso (gagal panen,red) itu ada 7.000 hektar yang ada di Cariu, Tanjungsari, Jonggol dan Sukamakmur. Dari pantauan kami, jika huÂjan tak kunjung turun dalam sebulan kedeÂpan, gagal panen tidak bisa dihindari,†ujar Nuriyanti, Selasa (28/7/2015).
Ia mengungkapkan, umur padi yang mengalami kekeringan berkisar dua bulan atau baru ditanam pada Juni lalu.
Sementara yang ditanam pada bulan Mei masih terselamatkan karena telah meÂlalui musim panen dan petani terhindar dari kerugian.
Tapi dirinya optimis stok beras untuk kebutuhan warga Kabupaten Bogor masih bisa tercukupi. “Namun konsekuensinya, gabah cadangan kita akan berkurang. SeÂlain itu, juga masih bisa datangkan beras dari daerah lain,†urainya.
Akibat kekeringan ini, petani yang sawahnya mengalami gagal panen dipasÂtikan merugi, untuk itu, Distanhut pun memberikan bantuan bibit yang diperkiÂrakan mencapai 5 ribu ton yang berasal dari APBD regular.
“Kalau bantuan dana sih jarang. Paling kita bantunya lewat bibit untuk mereka taÂnam lagi. Karena mereka kan bibitnya beli. Kita usahakan juga nanti bantuan ini bisa masuk dalam APBD perubahan yang dibaÂhas Agustus nanti,†tukasnya.
Pembangunan embun menjadi salah satu prioritas yang dianggarkan pada APBD Perubahan 2015 dengan pembuatan ukuÂran kecil seluas 100 hektar dan perkiraan anggaran Rp 300-400 juta.
“Pembangunannya paling baru dilakukan tahun depan karena alokasi dananya untuk pembebasan lahan dulu,†ungkapnya.
Nuriyanti melanjutkan, saat ini rata-rata produksi gabah kering yang dihasilkan satu hektar sawah di Kabupaten Bogor sebesar enam ton. Sedangkan potensi gabah kering yang bisa dihasilka dari sawah kini teranÂcam puso adalah empat ton per hektar.
Sementara itu, Bupati Bogor, NurhayÂanti mengatakan, untuk membantu para petani, Pemkab Bogor mengejar bantuan anggaran dari Kementerian Pertanian.
“Informasinya, Kementan memberi bantuan kepada para petani yang mengalÂami gagal panen berupa asuransi. Itu kan peluang harus diambil agar beban petani lebih ringan,†tegas Yanti.
Mantan Sekda ini mengungkapkan jika kekeringan pada tahun 2015 merupakan yang paling parah terjadi di Kabupaten BoÂgor berkaca pada banyaknya areal sawah terancam gagal panen.
“Kita sudah coba dengan pompa. AwalÂnya masih bisa, namun makin kesini tidak ada air. Harus ada pemikiran agar setiap taÂhun tidak terjadi seperti ini. Tapi tahun ini kekeringan yang paling parah,†ujar Bupati.
Untuk rencana jangka panjang, Pemkab akan membangun satu per satu embung dan waduk di Cijurai lama tertunda.
“Minimal kebutuhan air petani untuk satu kali musim tanam tercukupi termasuk sawah tadah hujan saat kemarau. Embung pertama harus ada di Kecamatan Cariu untuk mengaiÂri pertanian Cariu, Tanjungsari dan Jonggol,†pungkasnya.
(Rishad Noviansyah)