Kinerja sebagian bank-bank besar di paruh tahun 2015 mulai tercermin dari laporan keuangan bulanan per Mei. Kinerja sejumlah bank, terutama kredit, terbilang melambat
Oleh : Adilla Prasetyo
[email protected]
Ambil contoh, Bank ManÂdiri, yang hingga Mei 2015 mencetak penyaluÂran kredit sebesar Rp 485,41 triliun, naik 14,79 persen dari tahun 2014. Hanya saja, perÂtumbuhan kredit itu masih lebih kecil ketimbang periode sama tahun 2014 yang mencapai 18,42 persen.
Meski penyaluran kredit melÂambat, laba bersih Bank ManÂdiri masih bisa meningkat cukup pesat, dari sebelumnya sembilan persen menjadi 20,91 persen. NaÂmun laba tersebut belum memÂperhitungkan pencadangan atau provisi yang harus disisihkan bank berlogo pita emas terseÂbut. “Kami ingin pencadangan. Sehingga kalau ada penurunan kredit, kami mempunyai dana yang cukup,†kata Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, Senin (6/7/2015).
Rohan Hafas, Sekretaris PeruÂsahaan Bank Mandiri menambahÂkan, ada tiga hal yang membuat laba Bank Mandiri masih bisa berÂtumbuh. Yakni, menjaga rasio keÂcukupan modal, menjaga kualitas kredit, dan menjaga net interest margin (NIM) yang wajar. Pada semester II-2015 ini, Budi menÂgatakan, kondisinya masih sama dengan semester I-2015. “Tahun ini terbilang sulit untuk industri perbankan. Profit bisa tumbuh saja, menurut saya sudah bagus,†imbuh dia.
Tak jauh berbeda, kinerja Bank Negara Indonesia (BNI) juga tertekan di semester satu 2015. Hingga Mei 2015, pertumbuhan kredit BNI hanya 11,06 persen dari sebelumnya 15,67 persen. Adapun laba bersih BNI melorot dari sebelumnya naik hingga 27,76 persen, kini hanya tumÂbuh 4,19 persen.
Rico Rizal Budimarmo, DiÂrektur Keuangan BNI bilang, pertumbuhan laba yang tipis terjadi akibat upaya pembentukan cadanÂgan guna menghindari peningkatan kredit maÂcet (NPL). “Tapi, kinÂerja Mei belum bisa mencerminkan kinÂerja kami di paruh pertama. KemungÂkinan ada adjustÂmen Juni,†kata Rico.