SURABAYA, Today – PT GaÂram (Persero) akan memberÂlakukan sistem pembayaran nontunai untuk mencegah keÂbocoran anggaran serapan gaÂram petani pada musim panen tahun ini.
Direktur Utama PT GaÂram, Usman Perdanakusuma menjelaskan strategi tersebut baru pertama kalinya diteraÂpkan perusahaannya. Untuk itu, pihaknya telah menunjuk bank-bank BUMN yang menÂguasai kantor cabang di senÂtra-sentra produksi garam di Madura.
“Nah, ini juga strategi baru dari kami. Mulai tahun ini, peÂnyerapan tidak akan mengguÂnakan sistem tunai, tapi melaÂlui invoice bagi petani yang langsung diambil di bank-bank BUMN yang bekerja sama denÂgan kami,†katanya dilansir Bisnis.com, Selasa (7/7/2015).
Dia mengungkapkan tahun-tahun sebelumnya sering terjaÂdi kasus di mana garam-garam yang sudah kami reject PT GaÂram, tidak lama kemudian bisa masuk lagi dan terbeli. Hal itu dipicu lemahnya pengawasan dan ada permainan baik dari pihak kami maupun pihak luar.
“Padahal, pemerintah suÂdah melakukan sistem stoknas pada 1990-an, tapi gagal. Lalu, pakai resi gudang dan PMN unÂtuk stoknas, juga gagal karena sistemnya tidak melibatkan stakeholders. Jadi, mulai sekaÂrang, SOP-nya akan disupervisi langsung oleh BPKP,†ujarnya.
Sebagai langkah pencegaÂhan lain, PT Garam juga akan melibatkan banyak pihak unÂtuk mengawal musim produksi ini, baik kepolisian, surveior independen, SKPD KKP, hingÂga ulama PJNU. “Karena kami tidak mau sampai tidak tepat sasaran dan disalahgunakan oleh mafia-mafia di lapangan. Kami mau transparan,†pungÂkasnya.
(Adilla Prasetyo Wibowo)