MENTERI Pekerjaan Umum (PU), Basuki Hadimuljono mengatakan akan memasang satu pita kejut di beberapa titik di Jalan Tol Cikopo-Palimanen yang dianggap rawan kecelakaan. Hal tersebut, ucap Basuki, merupakan saran dari kepolisian.
YUSKA APITYA
[email protected]
Kemudian juga rest area sudah berfungsi, ada delapan, masing-masÂing empat di kiri dan kanan,†ucap Basuki di Istana Negara, kemarin.
Kecelakaan lalu lintas kemÂbali terjadi di Jalan Tol Cipali. KeÂcelakaan terjadi di Kilometer 178, bermula saat sebuah minibus Grand Max bernomor polisi E-1720-MF yang bergerak dari Jakarta menuju Cirebon menabrak sebuah truk moÂlen yang tengah parkir di bahu jalan. Minibus yang dikendarai dengan kecepatan tinggi tersebut kemudian terguling dan terbakar di parit tenÂgah jalan tol itu. Enam orang tewas akibat kecelakaan tersebut.
Menurut Basuki, lokasi keÂcelakaan tersebut sedang diperbaiÂki. Ia menuturkan Km 178 memang merupakan titik lelah pengemudi.
Basuki berujar, pihaknya juga akan menambah lampu penerangan dan rambu lampu. Sesungguhnya semua rambu sudah lengkap terseÂdia di jalan. Namun, menurut dia, itu terasa kurang karena jalan ini panjang.
Basuki memastikan Jalan Tol CiÂpali sudah laik operasi. “Jadi semua sudah lengkap, termasuk prasarana jalan sudah laik operasi, misalnya mobil derek, ambulans, dan rumah sakit,†tandasnya.
Sementara itu, Mabes Polri turun tangan meneliti maraknya kecelakaan yang terjadi di Tol Cipali. Polri ingin memastikan penyebab utama dari seÂluruh kecelakaan tersebut. “Sekarang diproses, didalami apa sebenarnya penyebab kecelakaan yang paling utama. apakah faktor struktur jalan, apakah faktor rambu-rambu ataukah mungkin faktor manusianya,†kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Kantor Presiden, Jalan Veteran, JakÂpus, Selasa (7/7/2015).
Penelitian itu mencakup seluÂruh aspek. Mulai dari struktur jalan, jarak pandang hingga keberadaan rambu-rambu jalan.
Menurutnya, jalan tol tersebut mungkin saja memang sudah siap dioperasikan. Namun dengan peÂnelitian ini, bisa diketahui titik-titik mana saja yang harus mendapat perÂhatian ekstra. “Itu bisa saja memang sebagian human error, tapi kan tidak bisa kita sama-ratakan semua dari ujung ke ujung itu human error. Mungkin ada tempat-tempat tertÂentu yang memang perlu penelitian lebih lanjut,†sambung Badrodin. “Jalan yang menikung itu juga pasti harus ada rambu-rambu yang palÂing tidak spotlight yang memberikan arah jalan ini menikung. Menikung itu kadang tidak terasa, tetapi dalam kondisi kecepatan tinggi, bisa terÂbawa badan kendaraan,†lanjutnya.
Dia berharap penelitian ini bisa rampung dalam waktu dekat. SamÂbil menunggu hasilnya, Badrodin mengimbau agar para pengendara bisa lebih mawas diri dalam memÂbawa mobil. Manfaatkan betul temÂpat istirahat jika memang sudah letih dalam berkendara. “Jangan memakÂsakan ingin cepat sampai di tujuan. Karena bagaimana pun kondisi keÂtahanan tubuh dalam mengendarai kendaraan itu pasti ada batasnya. Tidak mungkin terus tidak istiraÂhat,†tandasnya.
(net)