Untitled-2BANDUNG, Today – Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman mengaku tidak kaget jiga kualitas permainan sepak­bola Indonesia menurun.

Tidak adanya kompetisi dan pe­main hanya mengandalkan pertandin­gan antarkampung adalah salah satu faktor penurunan kualitas tersebut.

Menurutnya, program latihan ru­tin yang seharusnya berlangsung se­lama ini pun tidak berjalan baik, usai penghentian kompetisi.

Artinya, dari sisi latihan dan bertand­ing saja, akan banyak hal yang berbeda antara kompetisi dan saat berhenti.

“Tidak bisa karena biasanya para pemain menjalani latihan rutin. Dan sekarang mengikuti tarkam, pastinya latihan juga tidak stabil. Penurunan mungkin ada, karena mainnya dengan orang lain. Dan ada sesuatu (permain­an) yang berbeda,” kata Djadjang.

Djadjang mengaku tidak dapat menyalahkan kondisi tersebut, kare­na tampil di tarkam juga adalah ket­erpaksaan atas kebutuhan pemain untuk menjaga kondisi dan atmosfer pertandingan.

BACA JUGA :  Kcewa dengan Wasit, STY Sebut Laga Timnas Indonesia vs Qatar Seperti PertunjukanKomedi

“Sebenarnya pemain bermain tarkam karena sangat butuh per­tandingan, jadi mereka juga terima segala tawaran. Ada peluang pasti main. Mungkin saking laparnya akan pertandingan. Pasti gatal ingin main. Dan menjaga atmosfer pertandingan juga,” ucapnya

Meski demikian, pelatih yang kar­ib disapa Djanur ini ogah melarang para pemainnya yang memilih ber­main tarkam. Mengingat tidak ada kegiatan bersama tim, karena itu dia memilai wajar.

Menurut Djanur, sudah pasti para pemain bakal rindu menjalani per­tandingan dengan atmosfer kompe­tisi. Untuk mengatasi kerinduan itu, Djanur menilai tarkam bisa jadi obat penawarnya.

Pelatih asal Majalengka ini meni­lai, pentas di laga tarkam bisa menu­runkan kualitas pemain. Sebab, hemat Djanur, ada perbedaan gaya permainan antara tim tarkam den­gan klub profesional.

“Penurunan mungkin ada, karena mainnya dengan orang lain. Dan ada sesuatu permainan yang berbeda,” katanya.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Akui Keunggulan Qatar di Piala Asia U-23 2024

Namun Djanur tak resah. Dia per­caya masih bisa memoles pengga­wanya untuk mengembalikan pada performa top.

Hampir seluruh amunisi Persib memang menjadi pemain gacong. Meskipun dia tak melarang, namun Djanur mewanti-wanti pasukannya untuk waspada.

“Kita tidak bisa melarang, tapi saya berharap mereka hati-hati. Jan­gan sampai cedera. Alhamdulillah sejauh ini belum ada laporan soal pemain yang cedera. Jangan sampai lah,” pungkas dia.

Sebelumnya, Dokter Persib Rafi Ghani menandaskan, dalam laga tarkam permainan cenderung men­jurus kasar. Selain harus mewaspadai gaya main lawan, dia menyampaikan Atep cs pun harus hati-hati dengan kontur lapangan.

“Karena kan biasanya lapangan­nya kurang memadai, itu juga bisa mengancam pemain dapat cedera,” pungkasnya.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================