XINJIANG TODAYÂ – Gempa bumi mengguncang China. Gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter (SR) tersebut melanda wilayah XinjiÂang. Sejauh ini, enam orang dipasÂtikan tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka akibat gempa. Gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) tersebut, juga telah merusak ribuan rumah.
Pusat gempa berada sekitar 164 kilometer barat laut kota HoÂtab dan 131 kilometer tenggara Shache, yang dikenal sebagai YarÂkand oleh warga Uighur.
Menurut badan Survei Geologi Amerika Serikat, USGS seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/7/2015), gempa ini berkekuaÂtan 6,1 SR. Namun Pusat Jaringan Gempa China menyebutkan, gemÂpa berkekuatan 6,4 SR.
USGS menyatakan, gempa diÂperkirakan berada pada kedalaÂman 10 kilometer. Sejauh ini beÂlum ada laporan korban maupun kerusakan akibat gempa. China kerap dilanda gempa bumi, khuÂsusnya di provinsi Sichuan dan Yunnan. Sebelumnya pada Mei 2008, gempa 7,9 SR mengguncang Sichuan dan menewaskan lebih dari 80 ribu orang. Ini disebut sebagai gempa terparah di China dalam kurun waktu lebih dari tiga dekade.
Pada Oktober 2014, ratusan orang terluka akibat gempa dangÂkal berkekuatan 6 SR yang mengÂgoyang provinsi Yunnan, dekat perbatasan China dengan MyanÂmar dan Laos. Sebelumnya pada Agustus 2014, gempa 6,1 SR meÂlanda Yunnan dan menewaskan lebih dari 600 orang.
Kementerian Urusan Sipil meÂnyatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (3/7/2015), setidaknya 3 ribu rumah telah amÂbruk atau rusak parah akibat gemÂpa. Sebanyak 1.000 tenda tengah dikirimkan ke wilayah tersebut. Menurut kantor berita resmi China, korban jiwa tercatat enam orang dan korban luka-luka mencapai 50 orang. Lewat meÂdia sosial, warga setempat mengÂutarakan kekagetan mereka akan intensitas gempa ini. Namun otoÂritas meyakini korban jiwa tidak akan banyak. “Jika banyak orang yang berkumpul di satu tempat saat gempa bumi, itu bisa menÂimbulkan bencana serius. Namun dalam kasus ini, relatif hanya sedikit orang sehingga ini tidak begitu serius,†tutur periset di Pusat Jaringan Gempa China Sun Shihong kepada stasiun televisi pemerintah China Central TeleviÂsion.
(Yuska Apitya/net)