Untitled-3Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) BPC Kota Bogor resmi mel­antik ketua baru. Muzakkir dipercaya memimpin HIPMI di kota hujan pada periode 2015-2018. Selama tiga tahun ke depan, pengusaha IT ini menyatakan kesiapannya un­tuk menjadi mitra pemerintah dalam menggairahkan seman­gat wirausaha. Pasalnya angka pengusaha di Bogor hingga saat ini belum sampai satu persen.

“Di negara-negara berkem­bang, idealnya angka pengusa­ha itu diangka dua persen dari total jumlah penduduk suatu dareah. Di Bogor belum sam­pai satu persen,” ungkap Mu­zakkir, belum lama ini.

Untuk itu, Muzakkir dan pengurus HIPMI telah me­nyiapkan sejumlah program guna memfasilitasi para calon pengusaha dan pengusaha ex­isting untuk berkembang lebih maju lagi. “Program jangka pendek menjaring pengusaha di Bogor untuk bisa bergabung dengan HIPMI, karena banyak benefit dan ilmu yang didapat dengan bergabung dalam se­buah organisasi,” tandasnya.

BACA JUGA :  Pencok Kentang Betawi, Makanan Renyah yang Gurih Bikin Nagih

Selain itu, kata Muzakkir, pihaknya juga memiliki or­ganisasi turunan yang men­jadi kepanjangantangannya di kampus. “Sebetulnya seman­gat berwirausaha di kalangan mahasiswa itu cukup tinggi. Tapi banyak juga di antara mereka yang masih bingung bagaimana cara memulainya, permodalannya dan lain-lain. Makanya, kami bentuk HIPMI PT (Perguruan Tinggi),” jelas­nya.

Saat ini, jumlah pengusaha yang bergabung dengan HIP­MI Kota Bogor ada 80 orang. Muzakkir berharap dalam tiga tahun periode kepengurusan­nya bisa menjaring hingga 1.000 orang. “Target kami 500 orang, tapi syukur-syukur bisa sampai 1.000 karean potensi marketnya di Bogor cukup ba­gus,” terangnya.

BACA JUGA :  Dijamin Nambah Napsu Makan, Ini Dia Resep Sambal Cumi Asin dan Petai yang Lezat dan Sedap

Ia tidak menampik bahwa saat ini sektor usaha sedang terimbas dari perlambatan ekonomi nasional. Namun, pi­haknya tetap optimistis para pelaku usaha bisa bertahan di tengah kondisi seperti ini. “Ekonomi sekarang sangat kacau balau. Kalau menurut saya, 2015 ini mirip-mirip 1998. Kondisi kita krisis. Yang harus dilakukan pengusaha adalah efisiensi agar bisa hid­up dan bertahan. Di 2015 ini bisa bertahan itu Alhamdulil­lah banget,” jelasnya.

(Apriyadi Hidayat)

============================================================
============================================================
============================================================