• Anak akan marah, sedih, atau frustrasi kalau tidak bermain. Saat orangtua menolak meminjamkan gadget, anak bisa naik pitam. Demikian juga, bila orangtua hendak mengambil gadget yang sedang dimainkan anak.
  • Enggan bersosialisasi, anak lebih sibuk dengan gadget-nya.
  • Rutinitas terganggu (malas makan/ mandi).
  • Bolos sekolah, lalai mengerjakan tugas sekolah. Berbagai pekerjaan rumah dibiarkan menumpuk tanpa tersen­tuh.
  • Pola tidur terganggu. Ini karena anak senang bermain sampai larut malam.

Nah, bila mendapati tanda-tanda anak kecanduan gadget , orangtua jangan panik dulu, masih banyak jalan untuk mengata­sinya. Langkah-langkah berikut ini dapat membantu mengatasi kecanduan gadget pada anak:

1. Kurangi frekuensi bermain se­cara bertahap.

Jangan hentikan kebiasaan anak bermain gadget sekaligus. Cobalah menguranginya secara bertahap. Penghentian sekaligus hanya akan membuat anak memberontak dan marah besar. Coba kurangi dari yang biasanya 8 jam sehari, menjadi 6 jam sehari se­lama satu minggu, kurangi lagi menjadi 4 jam di min­ggu berikutnya, demikian seterusnya. Batas mak­simal anak bermain gadget adalah 2 jam/ hari.

2. Ajak anak bersosialisasi dengan te­man sebaya.

Bisa jadi anak bermain gadget, karena tidak ada aktivitas menyenangkan dengan teman-teman sebaya. Untuk itu, ajak anak untuk bermain dengan teman sebayanya, bisa dengan mengundang teman-temannya ke rumah atau ajak ia berkunjung ke rumah temannya di sekolah. Dengan banyak teman, ia akan sibuk dengan teman-temannya itu. Dorong mereka untuk bermain aktif, seperti bermain bola, petak umpet, dan sebagainya.

BACA JUGA :  Penurun Tekanan Darah Tinggi dengan 5 Makanan Alami Bernutrisi Ini!

3. anak dengan berbagai aktivitas me­narik.

Sediakan alternatif permainan penggan­ti, sehingga anak lebih menikmati aktivitas itu, daripada sekadar bermain gadget. Per­mainan yang dipilih sarat dengan interaksi, komunikasi, kerja sama, dan lain-lain. Entah bermain kartu UNO, monopoli, bermain bola tangkap, dan lain-lain.

4. Berikan reward.

Jangan sungkan untuk memberikan had­iah pelukan, ciuman, acungan jempol saat anak berhasil mengurangi frekeuensi ber­main gadget-nya.

5. Jadilah panutan.

Jangan salahkan anak betah lama ber­m a i n gadget kalau k i t a sendiri nonstop B B M – a n a t a u setiap 5 menit sekali membuat postingan di Facebook. Apel tak akan jatuh jauh dari pohonnya. Jika ingin mengendalikan anak bermain gadget, cobalah kendalikan diri kita untuk tidak berlama-lama menyentuh smartphone. Bisa juga dibuat aturan untuk seluruh anggota keluarga, misal, tidak ber­main handphone saat makan bersama.

BACA JUGA :  Wajib Tahu! Ini Dia 6 Manfaat Vitamin K untuk Tubuh

6. Jangan beri anak gadget .

Ini sekadar imbauan. Dengan tidak me­miliki gadget, orangtua memiliki kendali lebih. Gadget milik orangtua, anak hanya meminjam. Entah dari fungsi pengawasan, sekaligus lebih memudahkan orangtua saat hendak mengatasi anak yang kecanduan gadget.

7. Kapan datangi ahli?

Orangtua sebaiknya mendatangi ahli, entah psikolog atau psikiater, bila langkah-langkah di atas sudah diterapkan, tapi tidak berhasil. Anak semakin sulit diatur, sering mengamuk bila gadgetnya diambil, dan men­unjukkan perilaku lain yang sangat meng­ganggu. Ahli akan mengobservasi penyebab kecanduan gadget pada anak. Kemudian akan melakukan berbagai intervensi untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak.

8. Fakta anak kecanduan gadget:

16.000 pound atau sekitar 300 juta rupiah lebih merupakan biaya ”digital detox” selama 28 hari yang harus dibayar orangtua di Inggris saat anak-anaknya mengalami ”kecanduan” gadget. ”Digital detox ” merupakan program re­habiltasi ”kecanduan” gadget yang didesain oleh Dr. Richard Graham dari Capio Nightingale Hospi­tal, London. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR

  1. Anak anak adalah pihak yang paling rentan terkena dampak buruk radiasi, dengan resiko 10 kali lebih besar dibanding orang dewasa, dikarenakan anak anak menyerap 2 kali lipat lebih banyak jumlah radiasi dibanding orang dewasa, karena tulang tengkorak kepala yang lebih tipis dengan jumlah cairan di kepala lebih banyak.