SEGALA puji bagi Allah Subhanahu wata’ala, Rabb yang telah mengutus kepada kita sebaik-baik utusan dan menurunkan sebaik-baik kitab suci. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi dengan benar selain Allah Subhanahu wata’ala semata yang memiliki al-asmaul husna. Saya juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba dan utusan-Nya yang telah menyampaikan risalah dengan penuh amanah sehingga meninggalkan umat ini di atas agama yang jelas dan murni
Oleh : Abdul Khabir Barokah, S.Pi
Ma’asyiral muslimin rahimakuÂmullah,
Tidak ada satu kebaiÂkan pun kecuali beliau telah mengajarkanÂnya. Tidak ada satu kejelekan pun kecuali beliau telah mengingatkan darinÂya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW beserÂta keluarganya, para sahabatnya, dan kaum muslimin yang mengiÂkuti petunjuknya.
Ayyuhal ikhwah rahimani waraÂhimakumullah,
Marilah kita senantiasa berÂtakwa kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan sebenar-benar takwa dan marilah kita menjadi hamba-hamba Nya yang berÂsaudara. Yaitu bersaudara karena iman yang diwujudkan dengan saling mencintai, kasih sayang, dan tolong-menolong dalam keÂbenaran serta saling menasihati dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.
“Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada di dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerÂjakan amal soleh dan nasihat meÂnasihati dengan kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaÂranâ€. (Surah Al-Asr:1-3)
Allah berfirman yang artinya : Sesungguhnya orang-orang beriÂman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubunÂgan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.†(Al-Hujurat: 10)
Allah berfirman dalam ayat lain yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah keÂpada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.†(QS Ali Imran 102)
Maasyiral Muslimin RahimakuÂmullah
Bulan Ramadhan hampir saja meninggalkan kita semua, namun masih banyak hal yang belum kita capai, tilawah qur’an belum juga khatam, Sholat tarawih dan tahajjÂud sering ketinggalan, Sholat wajib 5 waktu berjamaah di Masjid lebih banyak yang terlewatkan, ucapan buruk masih seting terucap dari lisan-lisan kita, zikrullah masih terasa berat keluar dari lidah kita. Padahal Allah memberikan obraÂlan pahala sangat besar dan berÂlipat ganda. Pengampunan yang sangat luas pun belum sempat kita memintanya, rahmat yang begitu besar dijanjikan oleh Allah juga belum kita menikmatinya, entah karena kelalaian kita, atau karena kita dilenakan oleh kesibukan duÂniawi yang sangat padat.
Maasyiral muslimin rohimakuÂmullah
Sebagian orang memaknai buÂlan ramadhan sebagai bulan latiÂhan, namun mungkin lebih tepatÂnya adalah bulan Ujian. Mengapa bulan ujian?. Analoginya seperti ini, jika kita melihat orang-orang yang bersekolah, antara belajar dan ujian mana yang lebih lama waktunya?. Tentu jawabannya waktu belajarlah yang lebih lama sedangkan ujian waktunya hanya 1 atau 2 minggu. Namun apabila kita melihat akibat dan resikonya, maka ujianlah (yang hanya 1-2 minggu) lebih besar akibat dan resikonya. Karena bisa saja salah dalam menjawab ujian akan berÂakibat tidak naik kelas, sedangkan kesalahan pada waktu belajar, tiÂdak terlalu berakibat fatal.
Begitupula dengan kehidupan beragama kita, 11 bulan kita diÂlatih dan belajar tentang kehiduÂpan yang didalamnya berbagai macam ibadah untuk mendekatÂkan diri kepada Allah, maka pada bulan Ramadhan waktunya kita melaksanakan Ujian yang sesungÂguhnya, yang akan berakibat NaiÂknya kelas Iman kita atau tidak.
Ayyuhal ikhwah rahimani waraÂhimakumullah,
Rosulullah SAW bersabda yang artinya :“Sesungguhnya telah hadir bulan Ramadhan, bulan berkah, AlÂlah telah mewajibkan ke atas kamu berpuasa, dibukakan pintu-pintu syurga, ditutup rapat pintu neraka dan ditambat para syaitan, Di buÂlan ini terdapat satu malam yang terbaik dari seribu bulan. Siapa saja yang tidak berusaha mendapatkan kebaikan- kebaikannya sesungguhÂnya dia merugi.†(Hadis riwayat AhÂmad dan An-nisai)
Hadits ini menunjukkan pada kita bahwa orang-orang yang tidak naik kelas imannya pada saat menÂgakhiri ramadhan adalah orang-orang yang merugi, dalam arti bisa saja kerugian itu akan menjaÂdikan dirinya tidak mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Maasyiral Muslimin RohimakuÂmullah :
Allah Swt memberikan tanda-tanda tentang keimanan kepada kita: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarÂlah hati mereka, dan apabila dibaÂcakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka.†(QS. al-Anfal: 2).
Ada sesuatu yang kemudian dapat mengetuk pintu hati. TerÂutama ketika kita sadar, kalau kita manusia yang penuh salah dan dosa. Sejatinya kegersangan yang ada dalam hati akan menÂjadi damai dan tentram manakaÂla dibacakan Alqur’an. Karena itu, dalam bulan ramadhan kita sangat dianjurkan untuk memÂbaca dan mentadaburi Al-Qur’an beserta maknanya, memperbanÂyak qiyamullail dan tarawih dan memperbanyak zikrullah.
Allah juga berfirman :“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertamÂbah di samping keimanan mereka (yang telah ada) dan kepunyaan AlÂlah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.†(QS. al-Fath: 4).
Ayat ini menjadi pertanda bahwa iman kita bisa naik dan turun, meningkat dan melemah. Makanya perlu dijaga. BagaimaÂna caranya? Tidak lain dengan senantiasa mengingat dan menÂjalankan tuntunan yang telah digÂariskan Allah dan RosulNya.
Maasyiral Muslimin RohimakuÂmullah,
Insya Allah, jika kita yakin dan mengaku beriman kepada Allah, apapun godaan dan ujian akan bisa dihadapi. Godaan dan ujian hanya menjadi wasilah (peranÂtara) untuk menjadikan kita menÂjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana. Karena ujian yang diÂberikan kepada kita tidak lain sesÂuai dengan kadar dalam diri kita. Ujian itu datang dari Allah, maka cara menghadapinya bersumber juga dari-Nya.
Semoga melalui puasa ramadÂhan yang tunaikan selama hampir sebulan penuh ini, dapat menjaÂdikan kita pribadi yang keimananÂnya semakin meningkat, bisa luÂlus dari ujian Ramadhan dan kita berhasil Naik Kelas ke Tingkatan Iman yang lebih tinggi. Aamiin. Wallahu a’lam bisshowab, wa akhiru dakwana anilhamdulillahi Robbil aalamin… (*)
Disampaikan di Masjid Nurul Iman, Desa Parakan Jaya RT 03/01, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor