BUENOS AIRES, Today – Dari dua menit di Budapes sampai dua final di Maracana dan Estadio Nacional. Lionel Messi pada 17 Agustus kemarin merayakan 10 tahun debutnya berÂÂsama Albiceleste. Sampai kini, Argentina masih menunggu trofi darinya.
Messi melakukan debutnya bersama timnas Argentina pada 17 Agustus 2005. Malam itu di Budapes, Jose Pekerman mengirim Messi ke lapangan sebagai pemain pengganti ketika pertandingan masuk menit 63. Tidak ada kesan manis ditingÂÂgalkan Messi dalam laga itu. Di menit 65, setelah berbenturan dengan bek Hongaria Vilmoz Vanczcak, Messi dikartu merah.
10 tahun berlalu setelah laga tersebut, Messi masih belum bisa meninggalkan (banyak) kesan manis untuk negaranya. Dia masih belum bisa mengulang sukses yang diraih saat memperkuat tim junior AlbiceÂÂleste, dengan merebut juara dunia U-20 di tahun 2005 dan meraih medali emas Olimpiade 2008 berÂÂsama Argentina U-23.
Sejak saat itu sudah 103 perÂÂtandingan dijalani Messi dengan gol yang dicetak berjumlah 46. Laga kompetitif pertama Messi, setelah ujicoba dengan Hongaria itu, adalah kontra Paraguay di Kualifikasi Piala Dunia 2006. MesÂÂsi, yang tahun itu berusia 19 tahun mulai jadi langganan skuat ArgenÂÂtina.
Cuma tiga pertandingan dilaÂÂkoni Messi pada Piala Dunia 2006. Satu gol dia buat di Jerman ketika itu. Namun Jose Pekerman tak meÂÂmainkan Messi di babak perempatÂÂfinal, saat Argentina dikandaskan Jerman 2-4.
Messi mulai menunjukkan kilaunya di tahun 2007, tepatnya di Copa America bersama pelatih Alfio Basile. Ada dua gol dibuat Messi di sepanjang turnamen, meski dia tak mampu mengantar negaranya jadi juara karena kalah 0-3 dari Brasil di final.
Seiring namanya yang begitu besar di Barcelona, Messi sangat diharapkan bisa menjadi penerus Diego Maradona yang memberi Argentina trofi Piala Dunia 2010. Terlebih, Maradona sendiri yang melatih Argentina di Afrika SeÂÂlatan ketika itu. Tapi lagi-lagi, MesÂÂsi gagal memenuhi harapan yang disandangkan padanya.
Bermain lima kali di Piala DuÂÂnia 2010, dia sama sekali tak bikin gol. Argentina sekali lagi didepak Jerman, kali ini dengan skor lebih telak 0-4.
Setelah Maradona diberhentiÂÂkan, Sergio Batista duduk di kursi pelatih. Batista adalah pelatih yang mengantar Argentina menÂÂjuarai Olimpiade 2008 dan menÂÂgantar Messi jadi pemain bersinar. Penunjukkan Batista diharapkan bisa kembali mengilapkan Messi, jelang Argentina menjadi tuan rumah Copa America 2011.
Tapi, di depan puluhan ribu pendukungnya sendiri Messi kemÂÂbali gagal bersinar. Tak ada gol dia buat di empat pertandingan, Argentina didepak Uruguay di perempatfinal melalui adu penÂÂalti.
Alejandro Sabela yang kemuÂÂdian ditunjuk sebagai pelatih baru Argentina mencoba sesuatu yang baru untuk memaksimalkan poÂÂtensi Messi. Dia membangun tim yang menyesuaikan dengan Messi. Taktik itu sepertinya berhasil: ArÂÂgentina tampil sangat meyakinkan di Kualifikasi Piala Dunia 2014. ‘Tango’ pun jadi salah satu ungguÂÂlan juara di Brasil.
Argentina memang berhasil melaju sampai final. Tapi pil pahit lain yang harus diterima karena mereka kembali harus bertemu Jerman. Setelah bermain selama 120 menit, Argentina kalah 0-1.
‘Kutukan’ itu berlanjut di Copa America 2015. Messi cuma bikin satu gol di sepanjang turnamen, itupun datang dari titik penalti. Di partai puncak Argentina kalah adu penalti dari Chile.
10 tahun setelah memakai jerÂÂsey timnas Argentina pertamanya, Messi bermain di 103 pertandinÂÂgan. Selain 46 gol yang dibuat, ada 32 assist yang dikreasikan untuk rekan-rekannya.
Dalam kurun yang sama di Barcelona, ada 25 trofi telah diÂÂmenangkan. Sayangnya di tim seÂÂnior Argentina, angkanya hingga kini masih 0.
(Adil | net)