Kualitas air minum di kota-kota besar di Indonesia memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber daya air sangat berpengaruh pada kualitas air. Terlebih saat ini kekeringan masih melanda di sebagian wilayah. Resiko penyakit bisa muncul karena kualitas air yang rendah.
Oleh : RIFKY SETIADI
Email: [email protected]
Air merupakan kebutuÂÂhan pokok makhluk hidup. Bila manusia, hewan, dan tumbuhan kekurangan air, maka akan mati. Pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya air untuk makan dan minum. Orang akan dehidrasi atau terserang penyakit bila kekurangan cairan dalam tubuhnya. Sebab itu, kualiÂÂtas air dan kecukupan air menjadi penting untuk menjaga agar tubuh tetap sehat.
Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan Kepmenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Syarat air minum sesÂÂuai Permenkes itu harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya.
Parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung denÂÂgan kesehatan sesuai Permenkes tersebut adalah berhubungan denÂÂgan mikrobiologi, seperti bakteri E.Coli dan total koliform. Yang berÂÂhubungan dengan kimia organik berupa arsenik, flourida, kromiÂÂum, kadmium, nitrit, sianida dan selenium. Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubunÂÂgan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa aluminium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa khlor dan amonia.
Tak hanya di kota, di daerah pedesaan pun masyarakat mengalÂÂami krisis air layak untuk minum. Penggunaan pestisida berlebihan mencemari air di persawahan yang kemudian mengalir ke sungai dan dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari. Tidak seÂÂdikit masyarakat desa pun mencuÂÂci dengan deterjen di pinggir kali. Demikian juga masyarakat pesisir kesulitan mencari air tawar. AkiÂÂbatnya, mereka menggunakan air laut dengan kadar garam tinggi.
Karena itu, jangan mudah menyimpulkan bahwa air bening adalah air yang sehat dan layak. Karena banyaknya zat organik dan nonorganik di dalam air baku, maka khlor seringkali dicampurkan ke dalam air sebagai disinfektan. JumÂÂlah yang diberikan biasanya cukup banyak karena disesuaikan dengan jumlah zat organik yang terkandÂÂung di air. Penelitian menyebutkan, efek pencampuran khlor bisa meÂÂmunculkan radikal bebas. Bahkan, unsur besi, deterjen, dan polutan lainnya masih dijumpai pada air meskipun penampakannya bening dan bersih.
Proses kontaminasi air dapat terjadi mulai dari sumber air baku, selama proses pengolahan ataupun pada distribusinya. Oleh sebab itu, penduduk Indonesia sampai sekaÂÂrang pun masih
sulit terbebas dari penyakit diÂÂare, kolera, disentri hingga tifus. Sebab, penyakit tersebut berÂÂhubungan dengan air (waterborne deseases).
Kualitas kesehatan masyarakat dengan air bersih yang dikonsumsi memang saling terkait. Selain diÂÂare, tifus, kolera maupun disentri, penyakit lain yang banyak dijumpai adalah hepatitis A dan poliomelisÂÂtis anterior akut. Banyak dijumpai masyarakat mengalami keracunan air minum karena adanya senyawa kimia dalam air minum melebihi ambang batas konsentrasi yang diÂÂizinkan. Sebab itulah masyarakat perlu berhati-hati dan teliti.
Sebetulnya senyawa kimia ini bisa secara alamiah maupun akibat kegiatan manusia mencemari air minum. Beberapa zat kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia adalah logam berat, pesÂÂtisida, senyawa polutan hidrokarÂÂbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya. Sebagai contoh adalah nitrat yang biasa ditemukan dalam kegiatan pertaniÂÂan. Pencemaran nitrat disebabkan air limbah pertanian mengandÂÂung senyawa nitrat akibat pengÂÂgunaan pupuk nitrogen (urea). Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah besar menyebabkan methaemoglobinameia. Penyakit ini adalah kondisi haemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin, sehingga darah kekurangan oksigen. Cara paling mudah agar tidak bereiko pada kesehatan adalah memasak hingga mendidih an matang, bening dan tidak berbau. (*)