BAGI penggemar roti BreadTalk mungkin tidak asing dengan istilah ‘Flosss’. Ya, ‘Flosss’ merupakan varian roti bertabur abon pedas, yang menjadi andalan brand ini. sebuah waralaba toko roti yang sudah tersebar luas di seluruh Asia, termasuk di Indonesia. Banyak orang berpikiran, bahwa BreadTalk berasal dari negara Barat, padahal bisnis sukses ini berasal dari negara tetangga, Singapura. Siapa pendirinya?
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
BreadTalk didirikan oleh George Quek, seorang warga keturunan Tiongkok, yang tumbuh di Singapura. Tidak seperti kisah sukses kebanyakan, Quek bukanlah orang yang pandai. Di sekoÂlah, dia selalu mendapat nilai merah lebih banyak dari nilai biru. Semasa keÂcil, Quek tinggal di sebuah rumah yang terbuat dari kayu, ayahnya seorang petani yang menjadi nelayan, ibunya seorang ibu rumah tangga.
Sewaktu sekolah, Quek hanya mendapat uang saku 20 sen tiap hari. Biasanya 16 sen habis dipakai untuk naik bus. Namun terkadang Quek lebih memilih berjalan kaki ke sekolah seÂlama 45 menit bolak balik, dan menyÂimpan uang sakunya untuk membeli semangkuk mie seharga 20 sen. Sejak kecil, Quek sudah menunjukkan bakat menjadi seorang wirausaha; dengan bakat seninya, dia sering mendapat uang, yang selalu ia tabung.
Setelah lulus SMP, Quek memuÂtuskan untuk melanjutkan ke sekolah seni. Dan akhirnya bergabung di keÂtentaraan. Setelah itu, Quek merantau ke Taiwan, dan memulai berjualan permen ‘Dragon’ pada tahun 1982. Sebelas tahun sesudahnya, Quek beralih ke bisnis foodcourt, dan semua penghasilanÂnya sebesar 500.000 dolar singapura dia investasikan untuk memulai BreadTalk pada Juli 2000.
Secara luar biasa, hanÂya dalam waktu kurang dari 7 tahun, penjualan BreadTalk mencapai 100 juta dolar Singapura. BreadTalk sekarang memiÂliki lebih dari 200 outlet di Singapura, Bangkok, Dubai, Hong Kong, China, Malaysia, Indonesia, dan sebagainya.
Dibalik kesuksesannya, Quek seÂlalu berterima kasih kepada orang tuanya yang memberi dia kebebasan untuk selalu mengembangkan kreatiÂvitasnya, selama dia melakukannya dengan penuh kesadaran akan konÂsekuensinya.
Kunci sukses yang diajarkan orang tuanya adalah menjadi pribadi yang penuh perhatian, bisa bekerja sama, dapat diandalkan, jujur, dan mengÂhormati orang lain. Dengan begitu dia akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Dari situ akan ada banyak kesempatan yang datang dengan pintu yang terbuka. Hal ini juga yang selalu Quek ajarkan kepada anak-anaknya.
Pesan Quek bagi para wirausahaÂwan adalah, “Jika kau hanya punya sedikit yang dipertaruhkan, kau harus mencoba berkembang, dan menjadi seorang wirausahawan. Dunia ini dinÂamis, kau harus bisa fleksibel dan bisa beradaptasi pada perubahan. Belajar adalah proses yang tiada habisnya. Jika kau berhenti belajar, kau akan ketinggalan dalam perlombaan keÂhidupan.†(*)