INDONESIA mungkin bisa dibilang kurang produktif dalam memproduksi film-film animasi atau film kartun. Tapi jangan salah, Indonesia ternyata punya film kartun yang tak diragukan lagi prestasi dan kualitasnya. Film tersebut berjudul Battle of Surabaya.
Oleh: RIFKY SETIADI
[email protected]
Bertahun-tahun film animasi yang beredar di Indonesia didominasi buatan Amerika. Tapi, tak lama lagi, penikmat film Tanah Air bisa menonton Battle of Surabaya, film animasi layar lebar produksi anak negeri. Film ini merupakan film animasi 2D pertama di InÂdonesia produksi MSV Pictures. Disutradarai oleh Aryanto Yuniawan dengan naskahnya yang ditulis oleh Suyanto, direktur STIMIK AMIKOM Yogyakarta. Pembuatan film ini melibatkan 80 hingga 100 animator lokal.
Film ‘Battle of Surabaya’ menceritakan petualangan Musa, remaja tukang semir sepatu yang menjadi kurir bagi perjuangan pejuang arek-arek Suroboyo dan TKR dalam peristiwa pertempuran dahsyat 10 NovemÂber 1945 di Surabaya. Musa, bocah 13 tahun yang menjadi kurir pesan rahasia itu meÂnyampaikan pesannya dengan mengkombiÂnasikan lagu-lagu keroncong dari Radio PemÂberontakan Rakyat Indonesia yang didirikan Bung Tomo.
Disinilah kita akan menjumpai Bung Tomo yang berteriak “Allahu Akbar†di hadapan riÂbuan arek-arek Suroboyo. Ketika ia berteriak, kamera diarahkan mendekati wajah pejuang kemerdekaan itu. Dengan bersemangat, para pejuang itu kemudian berperang menghadaÂpi penjajahan di atas bumi Surabaya. Mereka menghadang mesin perang penjajah. Sebuah adegan dramatis yang benar-benar menggeÂtarkan bangsa Indonesia.
Tokoh dan cerita di film ini memang merupakan tokoh fiktif belaka, namun dengan latar belakang sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada saat perang Surabaya 1945, film ini menjadi lebih dekat, hidup dan seolah nyata.
Suara-suara dentuman senjata saling berÂsahutan. Seorang prajurit penjajah terkena ledakan, dan tersungkur ke tanah. Badannya penuh luka. Namun, dia selamat. Seorang bocah pribumi menggotong tubuh penjajah itu ke tempat yang lebih aman. “Ini bukan soal perang. Ini tentang kemanusiaan, kehorÂmatan, dan kebebasan.†Adegan itu benar-benar mewarnai kisah dan peristiwa perjuanÂgan kemerdekaan Indonesia, khususnya di Surabaya, pascabom atom di Jepang. Selain itu juga kisah serangan pasukan gabungansekutu ke Jerman melalui Normandia.
Selain menyuguhkan cerita lokal dengan citarasa film Hollywood, animasi yang mengÂhabiskan dana sebesar Rp 15 miliar ini semaÂkin menarik dengan adanya Reza Rahadian dan Maudy Ayunda sebagai pengisi suara toÂkoh-tokoh utamanya. Walau telah dirilis pada 28 September 2014, film ini diperkirakan akan tayang di bioskop secara luas pada 20 Agustus 2015. ‘Battle of Surabaya’ juga memÂbuat program pemasaran mulai dari merÂchandising hingga meliris game ‘Battle of Surabaya’.
Film animasi ini disebut-sebut berstandar Internasional. Bahkan menurut penuturan Aryanto Yuniawan sang sutradara sutradara, film tersebut telah dilirik oleh perusahaan film animasi raksasa dunia, Disney. Disney bahkan telah memberikan tiga opsi untuk MSV Pictures terkait hal tersebut. Pertama, Disney membeli proyek tersebut. Kedua, DisÂney membantu dalam mendistribusikan film Battle of Surabaya di jaringannya. Atau ketiÂga, Battle of Surabaya dapat tayang di Disney Channel layaknya Ipin dan Upin. Namun, piÂhak MSV Pictures belum memasÂtikan opsi mana yang nantinya mereka pilih. MerÂeka akan kembali berdiskusi denÂgan pihak Disney setelah merampungkannya. “Lihat saja nanti setelah filmÂnya jadi,†katÂanya. Yang jelas, dengan biaya produksi sebesar US$ 5 juta, film ini ditargetkan meraup keunÂtungan hingga US$ 15 juta. Biaya dan keuntungan itu sebenarnya jauh lebih kecil dibanding film anÂimasi dunia. Tapi, “Keuntungansebesar itu suÂdah lebih besar dibanding harga pesawat CN 235,†ujar Suyanto.
Karya bangÂsa ini berhasil mengangkat tema kemanusiaan, keÂhormatan, dan keÂbebasan. “Batle of Surabaya’ juga meÂnyajikan tontonan yang bermutu untuk para penikÂmat film Indonesia, selain mampu mengobarkan nilai nasionalisme bagi bangsa Indonesia. Menurut dia, industri kreatif produksi film animasi adalah ladang emas bagi Indonesia. Apalagi banyak animator muda berbakat IndoÂnesia yang mampu menghasilkan film animasi berkualitas. “Kalau Battle of Surabaya sukses, saya yakin akan menjadi pemicu generasimuda dalam membuat film animasi,†katanya.
Suyanto juga mengatakan kalau ‘Battle of Surabaya’, bukan sekedar film animasi anak-anak biasa namun digarap dengan Hollywoodtaste, dimana ilmu membuat film animasi gaya Hollywood semacam ini ia dapatkan dari orang asing yang dikenalÂnya. Terbukti, teaser film ini telah meraih beberapa penghargaan nasional seperti WinÂner INAICTA 2012 kategori Film Animasi oleh Kementerian Kominfo RI, 1st Winner INDIGO FELLOWSHIP 2012 oleh Telkom Indonesia dan menjadi Nominasi Terunggul kategori Film Animasi ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) oleh Kementerian Pendidikan dan KeÂbudayaan RI.
Film ini diharapkan bisa menjadi inspiÂrasi dan motivasi bagi sineas-sineas film InÂdonesia untuk membuat dan menghasilkan film-film yang bermutu dan memajukan inÂdustri perfilman Indonesia. Battle of SuraÂbaya sepertinya juga akan mampu mengikuti jejak The Raid: Redemption (2011) untuk go international sebagai hasil karya anak bangsa yang dikenal di pasar dunia. (*)