BOGOR TODAY – Kasus pengaÂniayaan terhadap Kepala SMK Global Nusantara, Assyuro yang dilakukan oleh oknum supir yang bernama Dedi Setiawan, memÂbuat Kepala Dewan Pendidikan (Wandik) Kota Bogor, Apendi ArÂsyad geram bukan kepalang.
“Itu supir waras apa engga ? seharusnya di cek psikis nya dia waras atau enggak soalnya dia jadi supir antar jemput anak sekolah. Kalo kaya gitu mengaÂjarkan anak sekolah yang enggak bener,†cetusnya .
Apendi juga menyarankan agar angkutan antar jemput sekoÂlah itu lebih terorganisir dan juga memberikan kontribusi untuk Pemkot dan pihak sekolah seÂlain itu juga dapat memberikan keamanan terhadap siswa-siswi yang diantar. “Semua lebih di kontrol seharusnya program pemerintah tentang bus sekolah itu lebih cepat berjalan,†ungkapÂnya.
Kendaraan Angkutan PelaÂjar yang biasa beroperasi antar jemput siswa di sejumlah sekoÂlah adalah ilegal. Karena hingga saat ini belum jelas regulasinya, dan belum ada aturan pemerÂintah yang menjadi payung huÂkum.
Kepala Bidang (Kabid) AnÂgkutan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor, Tedy S mengatakan, piÂhaknya akan melakukan kajian, dan pendataan.â€Ya kami akan melakukan pendataan , berapa angkutan yang biasa beroperasi antar jemput siswa, jenis mobilÂnya apa saja dan biasa menganÂtar siswa sekolah mana saja,†kata dia.
Tedy menjelaskan, pendataÂan tersebut dilakukan nantinya sebagai baham untuk pengkajian, supaya kedepan bisa didorong agar memiliki legalitas.â€Kalau suÂdah didata, kami kaji nanti baru direncanakan polanya, apakah nanti pakai rute atau bagaimana, legalitas dan dasar hukumnya seperti apa,†jelasnya.
Menurutnya, untuk penÂgolaan mobil angkutan siswa harus jelas dikelola oleh sekoÂlah, pemerintah atau pihak ketiga.â€Yang jelas nanti solusi yang keluar sebagai mana kebiÂjakan berupa aturan harus jelas manfaatnya dan berdampak positif bagi semua pihak, targetÂnya kita harus dorong supaya ada perwalinya,†pungkasnya.
Terkait dengan pemberiÂtaan yang menyangkut yayasanÂnya, Kepala Sekolah Budi MuÂlya, Cecilia Monica Hendrawati menjelaskan pihak sekolahan dan yayasan tidak mempunyai angkutan jemputan. “Iya meÂmang ada yang namanya Dedi, tapi dia hanya supir diluar, tidak ada hubunganya dengan kami,†bantah, kemarin. “Kami tidak punya mobil dan sopir, itu supir antar jemput yang diantaranya ke sekolah Budi Mulya,†kata dia. “Itu kaitannya sama yang punya mobil, saya tidak tahu, kalau SMA tidak tahu menahu,†ungkapnya.
(Guntur Eko Wicaksono)