Pallet kayu biasanya hanya digunakan sektor pergudangan sebagai bantalan sebuah barang. Namun di tangan orang kreatif, pallet bukan lagi dianggap sebagai limbah tak berguna. Limbah tersebut kemudian didaur ulang menjadi mebel yang memiliki nilai jual. Lewat bendera usaha Someday Woodart, pemuda asal Bogor ini pun bisa meraup omzet hingga juta rupiah per bulan. Seperti apa?
Oleh : Apriyadi Hidayat
Kayu sebagai elemen dekorasi ruangan tetap menjadi piliÂhan karena mampu menÂgubah tampilan sebuah ruÂangan menjadi lebih alami dan memberi kesan kesejukan. Selain itu, kayu pallet bekas hasil kreasi unik ini juga memiliki nilai seni dan jual yang cuÂkup tinggi.
Adalah Kuro. Pemuda yang berdomisÂili di Jalan Ciremai Ujung RT 02 / RW 10, Nomor 24, Bantarjati Kaum, Bogor Utara, ini memulai usaha pengolahan pallet kayu sejak awal Januari 2015. Ya, belum lama memang. Namun, nama Someday Woodart sudah cukup dikenal lantaran sejumlah proyek pernah dikerjakannya, mulai dari cafe, distro, mini skatepark hingga dekorasi kamar dan rumah.
“Tren kayu pallet untuk dekorasi seÂbenarnya sudah cukup lama. Tapi, akhir-akhir ini memang sedang booming. KebÂetulan di Bogor pemain usaha ini belum banyak. Jadi, saya lihat ini potensi yang cukup lumayan. Apalagi saya menyukai mengenai daur ulang atau recycle,†unÂgkap Kuro kepada BOGOR TODAY, Kamis (20/8/2015).
Dalam memulai usaha ini, Kuro menÂgaku tidak mengalami kesulitan yang cukup berarati, baik dari sisi modal mauÂpun bahan baku. Untuk modal, Kuro memanfaatkan uang muka konsumenÂnya dalam membeli bahan baku berupa pallet kayu jenis jati Belanda. Sementara itu bahan bakunya ia beli di sebuah lapak penjual pallet di Bogor.
“Kebetulan juga saya suka seni. Jadi untuk desain ya saya kreasikan sendiri. Tapi kalau konsumen minta dibuatkan seperti ini atau seperti itu ya saya lakuÂkan juga. Saya juga lihat referensi dari internet,†jelasnya.
Limbah pallet kayu kayu jati Belanda tersebut kemudian Kuro olah menjadi berbagai jenis mebel seperti gantungan baju, meja laptop, kursi dan meja ruang tamu, kafe, taman, mini booth, rak, leÂmari, wall decoration, lampu hias, kitchÂen set, ranjang, hingga gerobak.
“Yang pesen perorangan ada. Untuk keperluan komersil juga banyak, misalÂnya cafe, distro dan lain-lain. Kayu dipilih sebagai dekorasi karena sifatnya netral bisa dicampur dengan desain apa aja,†kata dia.
Untuk memasarkan hasil karyanya, Kuro percaya bahwa kualitas membuat konÂsumen perÂcaya dan akan merekomendasikan kepada orang lain. “Selain itu, saya juga memanfaatkan instagram dan aktif di media sosial,†tandasnya.
Lantas, berapa banderolan harga unÂtuk produk yang Someday Woodart taÂwarkan? Kuro mengaku, masalah harga adalah salah satu kelebihan yang dimilÂiki produknya. “Harga masih bisa nego lah. Yang jelas, nggak mahal dibandÂingkan usaha sejenis lainnya. Misalnya, skatepark mini yang sedang dikerjakan ini Rp1,5 juta. Saya juga pernah mengÂgarap proyek cafe di Bogor budget-nya Rp80 juta. Bahkan ada proyek juga yang ratusan ribu,†beber dia.
Saat ini, Kuro masih memanfaatkan halaman rumahnya sebagai workshop. Ke depannya, ia mengaku ingin memiÂliki galeri sendiri untuk memajang hasil karyanya. Yang lebih penting lagi, kata Kuro, ia ingin mempekerjakan banyak anak muda lewat usahanya itu.
(Apriyadi Hidayat)
Terinspirasi gan dengan kreasinya. ane juga suka dengan pernak pernik kayu tpi blom bisa full action. kalau agan berkenan dan gak keberatan nge share cara olah kayu nya saya sangat berterima kasih dan pengen banget belajar. semiga agan sukses terus