JAKARTA TODAYÂ – Presiden Joko Widodo akan memutuskan negara yang akan digandeng untuk membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung pada akhir Agustus 2015.
Setelah menerima dua doÂkumen feasibility study proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dari kosorsium Jepang dan ChiÂna, pemerintah akan menunjuk konsultan internasional untuk melakukan kajian.
FS dari Tiongkok diserahÂkan langsung oleh Kepala KomiÂsi Pembangunan Nasional dan Reformasi China Xu Shaoshi keÂpada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Senin (10/8/2015). “Kereta cepat pada akhir bulan ini akan kita putuskan setelah melalui tahapan asessment dari konsultan yang akan memberiÂkan masukan kepada pemerÂintah, baik dari sisi biaya, baik dari sisi teknis, konstruksi, dan teknologi,†ujar Jokowi di Istana Bogor, Selasa (11/8/2015).
Presiden Jokowi menegasÂkan konsultan yang dipilih unÂtuk mengkaji proposal kereta cepat Jepang dan China tidak boleh memiliki konflik kepentÂingan dengan kedua negara Asia Timur itu.
Selain mempertimbangkan aspek biaya, teknis, konstruksi dan teknologi, lanjut Jokowi, pemerintah juga berhitung tenÂtang kerjasama jangka panjang, kandungan lokal, dan pengemÂbangan basis produksi di Tanah Air. “Semuanya kita hitung. KaÂlau sudah diputuskan akan diuÂmumkan,†imbuhnya.
Presiden Jokowi masih enggan mengungkapkan nilai investasi kereta cepat baik yang diajukan Jepang maupun China. Menurutnya, seluruh kajian telah dirangkum dalam FS dan akan menjadi bahan pertimbangan tim konsultan dan pemerintah. “Nanti diuÂmumkan, karena masuk dalam penilaian,†pungkas Jokowi.
Kereta cepat Jakarta-BandÂung direncanakan melintas di atas rel sepanjang 150 Km. AdaÂpu kecepatan kereta mencapai lebih dari 300 Km/jam. Dengan demikian, jarak tempuh JakarÂta-Bandung diproyeksi hanya mencapai 30 menit.
Proyek transportasi stratÂegis ini diperebutkan oleh dua raksasa Asia, yakni China dan Jepang. Keduanya telah meÂnyerahkan hasil FS kepada pemerintah Indonesia untuk diputuskan siapa yang bakal menggarap proyek berteknoloÂgi tinggi ini.
(Yuska Apitya/net)