“Jika perang mata uang terjadi, itu hanya akan menyakiti China. Melanjutkan devaluasi yuan tidak membuat situasi kondusif. Ini bukan preferensi kebijakan kami,†Perdana Menteri China, Li Keqiang
Oleh : Adilla Prasetyo
[email protected]
Perdana Menteri China, Li Keqiang menyaÂtakan kepada pasar global bahwa pereÂkonomian China masih akan tumbuh. China telah melakuÂkan berbagai antisipasi di sisÂtem keuangan agar prospek ekonominya tetap positif.
“Pemerintah mengambil langkah-langkah untuk menÂstabilkan pasar dan mencegah risiko, kita telah berusaha agar bisa terhindar dari keÂmungkinan risiko sistemik,†kata Li dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia, Swiss sepÂerti dilansir ReuÂters, Kamis (10/9/2015).
LangÂkah China melemahÂkan atau mendevaluasi mata uang Yuan dan merosotnya pasar saham di China telah mengÂguncang pasar keuangan di seÂluruh dunia.
Li mengakui, perekonomian China tengah menghadapi teÂkanan, tetapi pihaknya mencoba untuk meredakan kekhawatiran tersebut. “Ada tren positif secara keseluruhan terlepas dari kesuliÂtan yang kita hadapi,†katanya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan China menyatakan, akan mempercepat proyek-proyek pembangunan inÂfrastruktur dan mereformasi sistem pajak untuk merangÂsang perekonomian China.
Pemerintah China memÂperkirakan ekonominya akan tumbuh sekitar 7% di tahun 2015, lebih rendah dari perÂtumbuhan ekonomi di tahun-tahun sebelumnya.
Li menegaskan, posisi China yang sengaja mendevaluasi mata uangnya adalah reformaÂsi yang bertujuan untuk meÂmulihkan perekonomiannya. “Kami percaya tidak ada dasar untuk melanjutkan depresiasi untuk renminbi karena China memiliki cadangan devisa yang cukup besar,†katanya.
Senin (7/9/2015), cadangan devisa China turun dibandingÂkan bulan Agustus 2015, itu menunjukkan jika otoritas melÂakukan intervensi.
Li menambahkan, China tidak ingin melihat perang mata uang. “Jika perang mata uang terjadi, itu hanya akan menyakiti China. MelanjutÂkan devaluasi yuan tidak membuat situasi kondusif. Ini bukan preferensi kebijakan kami,†kata Li.
Li telah membuat kebijakan terbaru di pasar keuangan ChiÂna untuk di pasar saham, yang anjlok sekitar 40% sejak Juni 2015. Upaya tersebut rupanya berhasil membuat pasar saham China menggeliat dalam dua hari terakhir.
Indeks CSI300. CSI300 saÂham terbesar yang terdaftar di Shanghai dan Shenzhen diÂtutup naik 1,96% pada Rabu (9/9/2015), sementara ShangÂhai Composite Index SSEC naik 2,32%. “Kami akan terus memÂpermudah akses pasar untuk bank swasta dan perusahaan asing untuk masuk ke sektor keuangan,†katanya.