Untitled-10KABAR terbaru yang agak mengagetkan, 225 jamaah haji asal Indonesia belum kembali ke tenda maktab di Mina sejak musibah itu. Sementara, jamaah haji Indonesia yang dipastikan jadi korban Tragedi Mina tiga wafat, 6 orang terluka.

YUSKA APITYA AJI ISWANTO
[email protected]

Jumlah korban tragedi Mina hingga kini belum terlacak secara detil. Semua otoritas dari seluruh negara korban juga telah menerjunkan tim khusus pencarian. Tidak tertutup kemungkinan, jumlah korban bertambah. Info terbaru menyebutkan, sebanyak 225 jamaah asal Indonesia belum kembali ke maktab sejak tragedi Mina.

“Jamaah yang dilaporkan belum kemba­li ke tenda di Mina mulai saat kejadian sam­pai dengan tanggal 25 September 2015 pu­kul 07.00 WAS, sebanyak 225 orang,” tutur Kepala Daerah Kerja Arsyad Hidayat dalam jumpa pers di kantornya, Jumat (25/9/2015).

Berikut rincian jamaah Indonesia yang belum kembali ke maktabnya: Kloter BTH 14 sebanyak 14 orang, Kloter SUB 48 sebanyak 19 orang, Kloter JKS 61 sebanyak 192 orang.

Maktab ketiga kloter ini bertempat di Mina Jadid. Arsyad Hidayat mengatakan, ke­mungkinan jamaah yang belum kembali ke maktab berada di hotel di Makkah karena jaraknya lebih dekat ke jamarat.

Pemerintah Indonesia juga telah men­gumumkan update terbaru data korban in­siden Mina 204 yang berasal dari Indonesia. Untuk korban wafat masih 3 orang sedang­kan ada 6 orang yang kini menjalani perawa­tan di RS Arab Saudi.

Salah satu langkah yang ditempuh ada­lah dengan berkomunikasi dengan para jamaah haji dan menelusuri setiap rumah sakit di Makkah. Selain itu, jamaah haji di­minta tertib dalam melakukan pelontaran jumrah, termasuk jadwal melontar jumrah. “Untuk hari ini kami mohon tidak lempar jumroh pada 13.00 waktu Arab Saudi sam­pai pukul 16.00 sore, demikian juga untuk besok tidak lontar jumroh pukul 13.00 sam­pai 16.00 sore,” terangnya.

Hingga saat ini jamaah haji Indonesia yang hilang alias belum kembali ke tendanya di Mina Jadid sebanyak 225 orang. Ada dugaan mereka kembali ke hotel mereka di Makkah.

Jumlah Korban Belum Terlacak

Sejauh ini, otoritas Arab Saudi men­etapkan jumlah korban tewas dalam tragedi Mina mencapai 717 orang. Dari jumlah ini, korban tewas paling banyak untuk semen­tara merupakan jemaah haji asal Iran, yakni mencapai 131 orang.

Seperti dilansir media setempat, Arab News, Jumat (25/9/2015), otoritas Iran me­mastikan 131 warganya meninggal dalam tragedi yang terjadi Kamis (24/9) waktu se­tempat. Iran telah melayangkan protes keras terhadap otoritas Saudi, yang mereka ang­gap lalai.

Sedangkan menurut media Maroko, 87 korban tewas merupakan jamaah haji mere­ka. Otoritas Saudi sendiri belum merilis se­cara resmi jumlah jamaah haji mereka yang menjadi korban tragedi ini.

BACA JUGA :  Bima Arya Takziah ke Keluarga Korban Longsor, Pastikan Penanganan Berjalan

Negara-negara lain yang melaporkan warga menjadi korban tewas dalam tragedi Mina, antara lain India yang menyebut 14 warganya tewas dan Pakistan yang menyebut 7 warganya tewas. Sama seperti Indonesia, Aljazair melaporkan 3 jamaah hajinya tewas.

Sedangkan Belanda menyebut ada satu warganya yang tewas dalam insiden desak-desakan dan saling injak di Mina tersebut. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Sipil Arab Saudi melalui akun twitter resminya menyebut ada korban tewas dari Yaman, na­mun tidak disebut jumlah pastinya.

Filipina juga melaporkan ada dua warga yang tewas di Mina, namun bukan menjadi korban tragedi ini. Dua warga Filipina di­laporkan meninggal akibat terserang gelom­bang panas.

Sementara otoritas Turki melaporkan ada 18 jamaah hajinya yang masih hilang dan belum diketahui keberadaannya usai tragedi ini. Bahkan menurut Organisasi Haji Iran, jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 1.300 orang.

Kepala Organisasi Haji Iran Saeed Oha­di mengatakan seperti dilansir AFP, Jumat (25/9/2015), jumlah tersebut masih bisa bertambah. Dari 1.300 jamaah haji yang meninggal, jamaah haji asal Iran mencapai 131 orang.

Tragedi ini juga membuat Otoritas Saudi menuai kritikan. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei bahkan terang-terangan menyalahkan pemerintah Saudi. Presiden Iran Hassan Rouhani pun meminta pemerintah Saudi bertanggung jawab atas tragedi itu dan memenuhi kewa­jiban legal dan Islaminya terkait peristiwa itu.

Keterangan saksi mata atas insiden ini berbeda-beda. Ada saksi mata menuturkan kepada Arab News bahwa insiden diawali oleh saling desak-desakan antara kelompok jamaah yang kuat dengan kelompok jamaah yang lebih lambat, termasuk jemaah lanjut usia yang ada di depannya.

Petugas keamanan, menurut saksi ini, sudah meminta para jamaah untuk tidak terus bergerak ke depan dan menahan diri di belakang. Namun tidak ada yang menden­gar instruksi ini dan desak-desakan semakin parah hingga terjadilah tragedi ini.

Saksi mata lainnya menyebut insiden dipicu oleh pertemuan dua gelombang jamaah yang berbeda di salah satu titik dekat Jalan Souq Al-Arab. Satu gelombang jamaah yang hendak berangkat untuk lem­par jumrah, sedangkan gelombang satu lagi sudah selesai lempar jumrah.

Sementara itu, dalam pernyataan mela­lui situs Kementerian Kesehatan Arab Saudi, seperti dilansir Reuters, Jumat (25/9/2015), Menteri Khalid al-Falih menyatakan, penye­lidikan akan dilakukan secepat mungkin un­tuk mencari tahu penyebab pasti tragedi ini.

“Penyelidikan atas insiden yang terjadi di Mina, yang mungkin terjadi karena beberapa jamaah bergerak tanpa mengikuti instruksi oleh otoritas terkait, akan dilakukan dengan cepat dan akan diumumkan seperti yang ter­jadi pada insiden lainnya,” demikian Khalid.

BACA JUGA :  Kecelakaan Truk Trailer di Surabaya Lindas Suami Istri Hingga Tewas

Khalid juga menuturkan, para korban luka dipindahkan ke beberapa rumah sakit di Makkah dan jika perlu, akan dibawa ke rumah sakit lain yang lebih layak.

Raja Salman telah memerintahkan pengkajian atas rencana ibadah haji dan sistem keselamatannya usai insiden ini ter­jadi. Sikap saling menyalahkan pun muncul dalam insiden ini.

Khalid sebelumnya menyalahkan para jamaah yang dianggap tidak disiplin, karena melakukan ritual lempar jumrah bukan saat jadwal yang sudah ditetapkan. Tidak terima dis­alahkan, para jemaah haji yang menjadi korban selamat menyebut otoritas Saudi yang tidak mampu mengendalikan massa dengan baik.

Otoritas setempat menyebut ada dua gelombang jamaah berbeda yang bertemu di satu titik dan memicu aksi saling dorong hing­ga berujung tragedi ini. Para jamaah haji yang lebih lemah tidak mampu menahan dorongan, terjatuh dan banyak yang kehilangan nyawa.

Jokowi Minta Jamaah Tertib

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan menyam­paikan duka cita yang mendalam kepada para jamaah yang menjadi korban tragedi di Mina.

Luhut mengatakan, Presiden Joko Wido­do telah memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk melakukan pemeriksaan secara terperinci mengenai jumlah jamaah Indo­nesia yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. “Presiden minta Kemlu melakukan pengecekan detail mengenai jumlah korban dari Indonesia. Tapi sampai tadi, kalau saya enggak keliru masih tiga (korban),” kata Luhut saat ditemui di kantornya, Jalan Med­an Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (25/9).

Selain itu, pemerintah juga mengimbau kepada para jamaah Indonesia agar mengi­kuti ketentuan yang sudah diatur oleh Ke­menterian Agama.

Luhut menilai tragedi itu terjadi lantaran ada jamaah yang tidak disiplin. Mereka yang seharusnya mengikuti ritual lempar jamrah pada sore hari, tapi malah ikut lebih awal, yaitu di pagi hari. Akibatnya jemaah menum­puk di lokasi. “Jadi masalah disiplin daripada jemaah kita terhadap arahan yang sudah di­berikan oleh kementerian agama,” kata Luhut.

Selama ini, kata Luhut, pemerintah Arab Saudi pada dasarnya telah berupaya mem­bangun infrastruktur dengan baik untuk men­dukung pelaksanaan rangkaian ritual haji.

Persoalan kedisiplinan yang kembali perlu ditekankan oleh Luhut kepada para jamaah haji. “Jadi mungkin masalah disiplin juga, karena tiba-tiba berhenti, terus yang belakang dorong,” ujarnya.

Luhut menyatakan, beberapa negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah mendesak agar pemerintah Arab Saudi melakukan investigasi.

Sikap pemerintah Indonesia sendiri, ujar Luhut, masih menunggu hasil investi­gasi yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi. “Tentu kita tunggu, kasih kesempatan dulu,” kata Luhut. (*)

============================================================
============================================================
============================================================