Untitled-1PENAMPILAN lansia sering ber­beda dengan pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelain­an-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jarin­gan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertah­ankan struktur dan fungsi normal­nya, sehingga tidak dapat berthan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Demikian juga, masalah kes­ehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, masalah pada lansia perlu dikenal dan dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan den­gan perawatan lansia agar dapat memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin.

Beberapa penyakit yang sering diderita lansia adalah se­bagai berikut:

  1. Kurang bergerak: gang­guan fisik, jiwa, dan faktor ling­kungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
  2. Instabilitas: penyebab ter­jatuh pada lansia dapat berupa fak­tor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita) baik karena proses menua, penya­kit maupun faktor ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat-obat tertentu dan fak­tor lingkungan.

Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah keru­sakan bahagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat man­di. Selain daripada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut san­gat membatasi pergerakannya.

BACA JUGA :  5 Penyebab Kena Diare Setelah Lebaran

Walaupun sebahagian lansia yang terjatuh tidak sampai menye­babkan kematian atau gangguan fisik yang berat, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupak­an peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan psikologik berupa hilan­gnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.

  1. Beser: beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu ma­salah yang sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tan­pa disadari, dalam jumlah dan ke­kerapan yang cukup mengakibat­kan masalah kesehatan atau sosial. Beser bak merupakan masalah yang seringkali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehen­daki terjadi baik oleh lansia terse­but maupun keluarganya.
  2. Gangguan intelektual: merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cu­kup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari.
  3. Infeksi: merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis dan pengobatan serta risiko menjadi fatal mening­kat pula.
BACA JUGA :  Tak Khawatir Makan Rendang saat Lebaran, Ini Dia Resep Herbal ala Zaidul Akbar untuk Atasi Asam Urat

Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi kare­na kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun, berkurang­nya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang me­nyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan memper­mudah tubuh mengalami infeksi.

  1. Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit: akibat prosesd menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gang­guan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn terganggu­nya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
  2. Sulit buang air besar (konsti­pasi): beberapa faktor yang mem­permudah terjadinya konstipasi, seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang sekali men­gandung serat, kurang minum, aki­bat pemberian obat-obat tertentu dan lain-lain.

Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat ter­jadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada daerah perut.

============================================================
============================================================
============================================================