BOGOR, TODAY — Kota Bogor dalam ancaman budaya dan produk impor dari negara Barat. Dampaknya, mulai dirasa meluas. Tak hanya pengaruh pada pola pikir generasi muda saja, sikap dan busana pun mulai terpengaruh.
Walikota Bogor, Bima Arya, mengaku mirÂis dengan serbuan budaya dan produk impor yang banyak digandrungi masyarakat Kota BoÂgor, mulai dari para remaja hingga orang tua.
“Kita sekarang sedang di tengah-tengah foodcourt. Coba kita tengok sekelilÂing, terkadang memang tiÂdak disadari karena sudah terbiasa. Namun semua nama toko yang terÂpampang warna-warni dan menarik itu semua produk impor,†ungkap Bima Arya ketika memberi sambutan di acara pembukaan FesÂtival Pencak Silat Bogor Today Cup I – 2015 di Botany Square, Kota Bogor, Kamis (10/9/2015).
 Pada pembukaan Festival Pencak Silat Bogor Today Cup-1 yang diikuti 412 pendekar dari 51 perguruan ini, tamÂpak hadir antara lain Ayatullah Pencak Silat Dunia Eddi Nalapraya, Ketua PPM (Pemuda Panca Marga) Jawa Barat H Helmi Sutikno, Wakil Ketua PPM Pusat Ir. H Iedfil Jaya Anwar MSC, anggota DPR RI yang juga pendekar Dr SunmanÂjaya Rukmandis, Ketua KONI Kota Bogor Basuki, Dandim 0606 Letkol M Akbar, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Syahlan Rosidi, anggota DPRD Kota Bogor Kosasih Saputra, mantan anggota DPRD Kota Bogor Gatut SusanÂta, CEOO Agricon Group Harlan Bestari Bengardi, pendekar dari Cimande Ki Jatnika Nangga Miharja, tokoh Basolia Arifin Himawan, para pendekar antara lain Benny Raharja dan tamu undangan lainnya. Acara ini sangat menarik perÂhatian para pengunjung Botani Square.
Bima juga sangat mendukung teroÂbosan budaya seperti festival Pencak Silat Bogor Today Cup I – 2015. MenuÂrutnya, ini adalah terobosan baru untuk memboyong pencak silat dari padepoÂkan ke tengah-tengah pusat keramaian perkotaan.
“Ini tempat kita, mari kita banjiri mall dengan produk-produk lokal. Mari kita warnai semua mall dengan budaya dan aksen lokal. Jangan sampai kebuÂdayaan dan kearifan lokal seperti buÂdaya pencak silat tergerus arus globalÂisasi,†tegasnya.
Bima juga mengusulkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor untuk memasukkan pencak silat ke dalam kurikulum dan menjadi kegiatan ekstrÂakurikuler. “Saat ini di Bogor embrionya sudah ada. Pencak silat sudah menjadi muatan lokal (mulok) di beberapa sekoÂlah,†ujarnya.
Orang nomor satu di Kota Bogor ini mengaku terkesan dengan filosofi pencak silat yang menomorsatukan pembentukan mental dan kepribadian pesilat yang berbudi luhur. “Saya sanÂgat terkesan dengan budaya pencak silat yang memanusiakan manusia,†ucapnya.
Selain itu, Bima juga memastikan pencak silat ke depan menjadi bagian penting dari pelestarian budaya PemerÂintah Kota (Pemkot) Bogor. Ia juga bakal berkoorinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) untuk meÂmasukkan festival pencak silat menjadi agenda rutin tahunan. “Seni dan budaÂya yang terkandung dalam pencak silat wajib untuk dilestarikan, tidak sekedar pertarungan silat seperti yang biasa terselip di turnamen dan kejuaraan olahraga. Jadi festival pencak silat ini patut menjadi agenda tahunan,†pungÂkasnya.
(Adilla Prasetyo Wibowo)