Direktur Mortgage BTN Mansyur S. NasÂution menuturkan, pihaknya berkomitÂmen membantu realisasi Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 29 April lalu di Jawa Tengah.
Adapun komposisi hunian yang menjadi target ialah 600.000 unit rumah bersubÂsidi untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 400.000 unit rumah komersil.
Hingga Juli 2015, BTN menÂyalurkan kredit melalui FLPP untuk sekitar 60.000 unit ruÂmah bersubsidi. Dengan skema FLPP, bank penyalur kredit harus menerapkan formula 1:5:20, yaitu uang muka 1% dan bunga 5% dengan tenor 20 taÂhun.
Komposisi sumber dana penyaluran FLPP ialah 90% dari pemerintah, dan 10% dari bank pelaksana. Namun, per Juli kemarin, dana FLPP sebesar Rp5,1 triliun sudah habis.
Melihat masih banyaknya kebutuhan di pasar, BTN tetap menjalankan formula 1:5:20 untuk pembelian rumah berÂsubsidi, meski tidak lagi mengÂgunakan dana dari pemerinÂtah.
Sebagai informasi, berÂdasarkan Peraturan MenÂteri Keuangan (PMK) no. 113/ PMK.03/2014, batasan atas harga rumah tapak bersubsidi di Jabodetabek pada 2015 ialah Rp126,5 juta.
“Kami optimis minimal dapat menyalurkan kredit FLPP untuk rumah bersubÂsidi sampai akhir 2015 sekiÂtar 110.000 sampai dengan 120.000 unit,†tuturnya di sela acara “Akad Kredit 1.000 Unit†di Tangerang, Selasa (29/9/2015).
Untuk menggeliatkan penÂjualan rumah pada kelas di atas rumah bersubsidi, BTN masih gencar memberikan 17 kemuÂdahan cara pembayaran yang diluncurkan pada Agustus lalu. Promo ini berlaku sampai akhir 2015.
Sejumlah kemudahan tersebut di antaranya diskon provisi 50%, bebas biaya adÂministrasi, diskon premi asÂuransi jiwa 20%, one hour approval, persyaratan mudah dan simple, uang muka 5% untuk KPR Non Subsidi, dan jangka waktu KPR sampai dengan 25 tahun.
Menurut Mansyur, adanya 17 promosi ini bertujuan memÂbantu menggeliatkan pasar properti di segmen non MBR atau komersil.
(BIS/Apri)