PT Pertamina (Persero) makin gencar melakukan ekspansi ke pasar dunia lewat lintasan balap. Menggandeng Automobili Lamborghini, perusahaan energi plat merah ini resmi menjadi mitra teknis selama durasi kontrak lima tahun ke depan. Pertamina memasok kebutuhan pelumas Fastron Platinum, SAE 10W-60 dan bahan bakar Pertamax Racing untuk Automobili Lamborghini di 18 seri Lamborghini Super Trofeo Amerika, Eropa, dan Asia serta GT3 Series. Lantas, bagaimana bisa Pertamina dipercaya pabrikan supercar asal Italia ini? Apa keuntungan dari kerjasama tersebut?
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Kepada BOGOR TODAY, Direktur Sales & Marketing PT Pertamina LubriÂcants, Andria Nusa, bercerita mengenai awal mula terjalinnya kerjasama strategis bersama pabrikan mobil berlogo ‘banteng mengamuk’ itu. Karena seperti diketahui, LamboÂrghini merupakan salah satu produsen high perÂformance supercar dunia yang memiliki standariÂsasi yang ketat.
“Kami melakukan pengemÂbangan produk Fastron PlatiÂnum ini selama satu hingga dua tahun sebelum di approve oleh Lamborghini di Italia. Tentu ini bukan hal yang mudah,†ujar Andria di sela kegiatan LamÂborghini Super Trofeo 2015 di Sirkuit Internasional SenÂtul, Kabupaten Bogor, Minggu (6/9/2015).
Ia menambahkan, sebelum resmi diterima, Fastron PlatiÂnum dan BBM Pertamax RacÂing terlebih dahulu dilakukan pengetesan dan akreditasi oleh Tim Lamborghini dari Italia. “Bahkan, mereka mengunjungi pabrik Pertamina. Kami puÂnya pabrik di Cilacap, Jakarta, Gresik dan Thailand. Mereka melihat prosesnya. Karena hasilnya baik dan pabnrik kami memiliki standarisasi yang baik pula, maka dilakukanlah kontrak hingga lima tahun ke depan ini,†jelasnya.
Ditemui BOGOR TODAY di tempat yang sama, Vice PresiÂdent Corporate Communication PT Pertamina, Wianda PusponÂegoro, mengungkapkan bahwa dipilihnya pelumas Fastron PlatiÂnum dan bahan bakar Pertamax Racing sebagai pasokan kebuÂtuhan balap Automobili LamÂborghini, membuktikan bahwa produk Pertamina memiliki daya saing di pasar dunia.
“Kerjasama ini sekaligus membuktikan bahwa PertamÂina tidak hanya memproduksi dari sisi volume, tapi kami meÂproduksi dari sisi kualitas kaÂrena seperti diketahui bahwa standarisasi yang ditetapkan Lamborghini sangat ketat,†terang Wianda.
Ia menjelaskan, dengan posisi Pertamina sebagai technical partner Automobili Lamborghini, Fastron PlatiÂnum dipercaya untuk menÂjadi official lubricants di 129 dealer Lamborghini di seluÂruh dunia menjadi rangkaÂian bukti yang memperkuat eksistensi pelumas dan baÂkan bakar Pertamina di areÂna supercar internasional. “Langkah ini sesuai dengan visi Pertamina untuk menjadi World Class Energy Company dan misi Pertamina untuk meningkatkan ekspansi ke pasar global. Produk pelumas dan bahan bakar Pertamina akan memiliki kesempatan pembuktian kualitas produk perusahaan yang sebelumnya telah teruji di berbagai kondiÂsi ekstrim hal tersebut dapat dilihat dari spesifikasi 10W-60 dan tingkat kekentalannya,†beber Wianda.
Eksistensi tersebut salah saÂtunya dibuktikan dengan hasil penjualan produk pelumas PerÂtamina yang hingga Juli 2015 telah mencapai sekitar 322 ribu KL dengan market share pasar domestik pada level 62 persen. Pencapaian ini tidak dapat disÂamai oleh NOC-NOC di negara lain yang pasar pelumasnya telah terbuka.
Pasar Ekspor
Sejak 2010 Pertamina telah menyiapkan Pertamax Racing sebagai varian produk gasoline untuk masuk ke pasar otomoÂtif, khususnya segmen sport dan balap di Tanah Air dan di luar negeri. Pertamax RacÂing memiliki Research Octane Number (RON) 100 yang telah memenuhi standar Federation International Motor (FIM) dan Federation International AuÂtomobile (FIA) sebagai standÂard internasional. Selain itu Pertamax Racing juga dikemÂbangkan dengan menambahÂkan aditif serta Bio Ethanol seÂhingga menjadikan produk ini berkualitas tinggi (high grade) dan ramah lingkungan.
Untuk pelumas, Pertamina sendiri memiliki Fastron PlatÂnium yang baru diluncurkan medio Agustus 2015 lalu di BSD City. “Fastron sudah kita ekspor. Paling banyak di Asia. Ada juga pasar Australia, Timur Tengah, Italia, Swis, Nigeria dan Afrika Selatan. Ekspor masih 5 persen. Tapi itu trennya terus tumbuh,†ujar Direktur Sales & Marketing PT Pertamina LuÂbricants, Andria Nusa.
Disinggung mengenai perÂlambatan ekonomi dan pelemÂhaan rupiah terhadap dolar, Andria menyatakan, bahwa kondisi tersebut membuat biÂaya operasi semakin tinggi. “Kami memang memproduksi di dalam negeri. Tapi 90 persen biaya pembuatan pelumas itu pakai USD. Walaupun pembuaÂtan lokal, tapi ini komponen based oil itu kan minyak bumi, itu dijualannya pakai kurs USD. Makanya pengaruh sangat tingÂgi,†terang dia.
Lantas, apa yang dilakukan Pertamina? “Meski demikian, kami tidak menaikan harga jual ke pasaran. Kami konsisten dengan ekonomi nasional. Ya kami harus melakukan efisiensi saja,†katanya. (Apriyadi HiÂdayat)