DSC_1239PEPATAH sederhana, jangan suka menunda peker­jaan, terbukti ampuh mengantarkan Lina Ichwan me­niti karir hingga di posisinya saat ini sebagai Branch Manager PT Anugrah Guna Mandiri.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Wanita kelahiran Jakarta, 3 Oktober 1968 itu mengawali karir bergelut di dunia otomotif sedari tahun 1991 sebagai sales. Berbekal minatnya yang besar dengan si kuda besi, Lina menekuni profesinya selama delapan tahun den­gan penuh dedikasi.

“Persaingan market mobil saat ini ketat sekali. Tapi generasi saat ini, salesnya banyak yang labil. Baru kena marah sedikit saja, banyak yang kabur. Harus diakui, penjualan mobil saat ini tanpa pameran, bisa mati tidak mencapai target,” tuturnya saat ditemui Inilah Bogor di ruang kerjanya.

Kembali dikisahkannya, di tahun 1998, dirinya sempat terpikat ajakan temannya untuk hijrah dan berkarir di negeri Kan­guru, Australia. Namun apa dikata, Lina tak dapat memungkiri kata hatinya dan kembali ke Tanah Air, bergelut kembali dengan dunia otomotif ses­uai minatnya sejak kecil.

BACA JUGA :  Cek Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Kamis 18 April 2024

“Dulu saya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Garasi rumah saya sempat disewakan. Jadi kalau ada mobil bagus yang diparkir, saya mengintip dari lubang kunci. Sejak itu saya bertekad kalau besar nanti akan fokus berkarir di dunia otomo­tif,” bebernya.

Keberuntungan selalu berpihak pada orang yang tekun berusaha. Pertemuannya dengan mantan guru semasa SMA, berbuah referensi ber­gabung kerja dengan diler mobil idamannya. Karir Lina terbilang ber­sinar, dengan cepat dia menduduki posisi sebagai asisten manager.

Tak cepat berpuas diri, pada September 2001, ber­modal Rp 360 juta tanpa pin­jaman bank serta kepercayaan. Dirinya menjalankan PT Anugrah Guna Mandiri dengan posisi baru sebagai Branc Manager. Bulan per­tama, dilernya menelan pil pahit. Merugi hingga tersisa modal Rp 250 juta, belum terpotong biaya opera­sional perusahaan.

BACA JUGA :  Sarapan dengan Tumis Tahu Goreng Bumbu Cabe, Dijamin Keluarga Suka

“Saya sempat pusing, soalnya be­berapa pemegang modal angkat kaki kare­na merugi. Kan ada pepatah Cina yang berbunyi kalau usaha pertama sudah merugi, lebih baik jangan diterus­kan,” katanya.

Hal tersebut tak lantas membuatnya berpatah arang. Den­gan segenap kemampuan yang ada, dijalank­annya kembali roda perusahaan hingga eksis seperti sekarang. “Saya di bisnis mobil all out, saya tidak ingin ada cacat, karena ke­percayaan bagi saya hal yang utama,” te­gasnya.

Sebagai kepala cabang, lanjutnya, saya harus memperhatikan target ca­bang, memotivasi seluruh karyawan dan menyesuaikan dengan keinginan owner. Dalam menggaet konsumen baru dan apresiasi kepada konsumen loyal, dilandaskannya pada pembentukan kepercayaan konsumen.

“Saya menekankan kepada karyawan, terutama sales, untuk menjadi orang yang tangguh. Saya dulu saat masih menjadi sales, kalau setengah hari saja tidak ada konsumen yang datang, saya sudah gelisah kayak cacing kepanasan,” pungkasnya.

============================================================
============================================================
============================================================