foto-persib-bandung-latihan-di-seskoad-ZULHAM-SIM_2411vBANDUNG, Today – Pelatih Persib Band­ung, Djajang Nurjaman, meminta agar pasukannya tetap fokus mem­persiapkan diri jelang tampil di laga final.

Dia enggan Firman Utina dan kawan-kawan buyar konsentrasin­ya karena ikut memikirkan venue partai puncak.

Menurut Djanur pasukannya lebih baik menata mental dan fisiknya sebelum laga maha penting Minggu (18/10) mendatang menghadapi Sriwijaya FC.

“Kalau mental ga keganggu. Mereka pe­main ga usah mikirin terlalu jauh ikut saja apa yang saya instruksikan,” ujarnya di La­pangan Sesko AD, Rabu (14/10).

Pihak Mahaka Sport and Entertaiment memang belum mengumumkan stadion yang akan digunakan. Menurutnya perubah­an venue bisa saja merubah program latihan timnya.

Jika laga mendadak dihelat di Stadion I Wayan Dipta, Bali, pasukan Maung Band­ung perlu berangkat lebih awal. Sejauh ini Persib memang baru memulai materi taktikal setelah di agenda sebelumnya hanya fokus di pengembalian kondisi fisik.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Menuju Vietnam, Lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Menganggu lah program saya harus bagaimana. Program latihan kalau belum ada keputusan jadi terganggu. Misalnya kalau ha­rus pergi ke Bali kita ganti lagi programnya,” tuturnya.

Sejauh ini Stadion Utama Gelora Bung Karno masih menjadi destinasi utama per­tandingan final. Pihak kepolisian pun sudah memberikan restu jika laga akan dihelat di Ja­karta dan sudah menyiampkan segala prose­dur keamanan.

Mengingat potensi kericuhan terus mengemuka lantaran bobotoh dan suporter tuan rumah punya sejarah buruk dan beber­apa kali terlibat perseteruan.

Siapkan Mental

Djanur pun mengatakan pasukannya siap tampil di ibu kota. “Saya sudah siapkan men­tal anak-anak untuk main ke situ (SUGBK). Pada prinsipnya kami siap main di mana­pun,” ujarnya di Mess Persib, Selasa (13/10).

Mahaka sebagai promotor masih bim­bang menentukan pilihan karena khawatir gesekan bobotoh dengan supporter Jakarta kembali terulang.

BACA JUGA :  Basket Ramadan Cup 2024, Siapkan Atlet Berprestasi

Meski begitu Djanur mengatakan pi­haknya justru senang bisa bermain di SUG­BK. Karena secara kualitas lapangan bisa menunjang permainan anak asuhnya yang banyak memainkan skema operan pendek dari kaki ke kaki.

“Karena di sana lapangan netral dan rep­resentatif, permukaanya bagus, idaman se­tiap pemain lailh. Banyak poin plusnya main di situ,” ujarnya.

Namun tetap ia mengaku enggan egois memaksakan kehendakanya. Dia juga masih memikirkan nasib bobotoh yang bisa saja mendapat perlakuan tidak ramah dari supor­ter Jakarta.

Pelatih 57 tahun itu sadar betul peran bobotoh dalam mengangkat moral pemain sangat signifikan sejauh ini.

“Tapi keamanan bobotoh yang kami dikhawatirkan. Kalau keamanan tim sudah ada yang mengurus jadi saya tinggal fokus pada tim,” tukasnya.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================