Oleh: HERU BUDI SETYAWAN
Guru PKn SMA Pesat
Komisi Nasional PerÂlindungan Anak menÂcatat sejak 2011 korban akibat tawuran pelajar mencapai 339 kasus, dengan korban tewas mencapai 82 korban. Sungguh mengerikan kita semua, calon pengganti generasi kita kok begini kondisinya.
Sebetulnya Pemerintah Kota Bogor sudah berusaha untuk menÂgurangi dan mencegah terjadinya tawuran, diantaranya: membentuk SatgasPelajar, membuat janji pelaÂjar Kota Bogor untuk tidak tawuran yang dibacakan setiap upacara bendera, serta memberi sanksi administratif kepada sekolah yang sering melakukan tawuran.
Sementara dari pihak sekolah juga sudah melakukan pembiÂnaan, bahkan ada yang mengeluÂarkan siswanya jika ada siswa yang menjadi aktor utama tawuran. Sedang dari pihak kepolisian dan satgas pelajar sering mengadakan razia. Tapi itu semua kurang menÂgena dan menyentuh hati para pelajar yang masih suka tawuran. Terbukti masih sering terjadinya tawuran di Kota Bogor. Dengan kata lain penanganan tawuran masih biasa-biasa saja dan dengan pendekatan keamanan.
Kita tidak mau mencari kambÂing hitam atas masalah ini, tapi kita mau mencari solusi dengan pemÂbiasaan akhlak mulia untuk menguÂrangi tawuran di Kota Bogor pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Penyebab tawuran adalah sebagaiberikut: Pertama, setiakawan yang berlebihan untuk membela teman, meskipun teman itu salah. Kedua, warisan tawuran dari kakak kelas, ini segi negatif dari alumni. Ketiga, masalah waniÂta, misalnya rebutan pacar atau siswi diganggu oleh sekolah lain. Keempat, tiap sekolah mempunyai wilayah kekuasaan masing-masing, artinya tiap wilayah dikuasai sekoÂlah tertentu dan sekolah ini bebas melakukan corat-coret di tembok atau fasilitas umum di daerah tersebut. Kelima, saling meledek sewaktu berpapasan. Keenam, miras dan narkoba, kebanyakan aktor utama tawuran adalah pemiÂnum miras dan pengguna narkoba. Ketujuh, kegiatan belajar mengaÂjar yang kurang baik di sekolah, misal guru mengajarnya membuat siswa bete, banyak jam kosong dan kurang kegiatan di sekolah. KedelaÂpan, salah satu sekolah memalak sekolah yang lain. Kesembilan, ini yang sangat mengawatirkan, yaitu tawuran gabungan yang melibatÂkan beberapa sekolah.
Banyak definisi akhlak muÂlia yang disampaikan oleh para pakar. Definisi yang cukup meÂwakili adalah: akhlak mulia adalah berbuat baik kepada orang lain, menghindari sesuatu yang menyaÂkitinya dan menahan diri ketika disakiti. Jadi ada tiga poin utama yang terdapat pada akhlak mulia, yaitu: Pertama, berbuat baik kepaÂda orang lain, kelihatannya sepele tapi mengandung makna yang luar biasa. Sebetulnya gampang untuk berbuat baik, tapi sayang kebanyakan kita sulit dan tidak peka untuk berbuat baik, meskiÂpun itu untuk hal yang kecil. ConÂtohnya siswa jarang mengucapkan salam atau berjabat tangan dengan sesama siswa yang dikenal, apalagi yang tidak dikenal.
Dengan hanya membiasakan akhlak mulia memberi salam dan berjabat tangan sesama pelajar, Insya Allah tidak akan terjadi tawuran pelajar. Pembiasaan ini bisa dimulai di rumah, di sekolah dan di masyarakat. Pembiasaan memberi salam dan berjabat tanÂgan akan menimbulkan rasa kaÂsih sayang di antara sesama. Jika sudah timbul rasa kasih sayang, maka tidak akan timbul budaya keÂkerasan (baca tawuran). BagaimaÂna mau tawuran, kan jika ketemu sesama pelajar minimal memberi salam atau berjabat tangan meskiÂpun belum saling mengenal.
Kedua, menghindari sesuatu yang menyakitkan, kadang tanpa disengaja ucapan dan tingkah laku kita membuat orang lain tidak nyaman bahkan sakit hati. Apalagi kalau kita sengaja berbicara denÂgan bahasa kotor, kasar dan mengÂhina. Seperti kita ketahui salah satu penyebab tawuran adalah salÂing meledek, menghina dan meÂmalak. Pembiasaan akhlak mulia yang bisa dilakukan adalah berbiÂcaralah yang bermanfaat saja, jika tidak bermanfaat lebih baik diam. Sehingga ada kalimat bijaksana diam itu emas, tapi jika berbicara lebih bermanfaat adalah berlian .Ya, mulai sekarang kita harus hati-hati jika berbicara, bukankah mulutmu adalah harimaumu, kata sebuah pepatah.
Ketiga, menahan diri ketika disakiti, tindakan yang biasa kita lakukan jika kita disakiti orang adalah ganti membalas menyakiti orang tersebut, atau ada yang lebÂih baik yaitu diam. Akan lebih muÂlia lagi kalau kita membalas denÂgan kebaikan, inilah yang disebut dengan akhlak mulia. Dengan kata lain, jika kita disakiti orang kemuÂdian kita membalas menyakiti juga berarti kita sama jahatnya dengan orang tersebut, tapi jika kita tidak membalas alias diam itu sudah baik, akan lebih mulia jika kita membalas dengan kebaikan. PemÂbiasaan akhlak mulia yang dapat dilakukan adalah dengan sabar.
Mulai sekarang kita harus sabar mengahadapi semua perisÂtiwa, termasuk peristiwa yang tiÂdak menyenangkan. Sabar bukan berarti pasrah dan diam, sabar adalah menerima dengan ikhlas semua peristiwa yang kita alami, jika itu peristiwa baik kita syukuri dan jika peristiwa kurang menyÂenangkan kita terima dengan ikhÂlas dan sabar. Sabar juga berarti ada usaha, usaha untuk memperÂbaiki diri, jika kita memang belum menjadi orang baik dan sabar itu tidak ada batasnya. Makanya salah kalau ada yang bilang, “sudah habis kesabaran sayaâ€. Jayalah InÂdonesiaku. (*)