Tahun depan perusahaan Jepang melakukan uji coba komersil mobil taksi tanpa sopir. Tren produksi mobil otomatis ini mulai dibiakkan sejumlah negara. Akankah Indonesia kepincut menggunakan nya?
(Yuska Apitya Aji)
JEPANG berencana menguji coba keluaran terbarunya ini terhadap 50 orang terpilih. Mereka akan menumpang mobil bernama RoÂbot Taxiuntuk berpergian dari satu tempat ke tempat lain, ke swalayan misalnya.
Robot Taxi merupakan mobil otonom yang dibuat oleh dua perusahaan yakni, DeNA sebuah perusahaan internet dan perusahaan teknologi otomotif ZMP. Mobil ini rencananya bisa dipakai komersil pada 2020.
Mobil Robot Taxi dilengkapi dengan radar gelombang mikro, kamÂera stereo, dan analisis gambar. Seperti yang dikutip dari Quartz.
Selama masa percobaan, taksi ini akan berjaÂlan dalam raÂdius tiga kilomÂeter di beberapa ruas jalan besar. Kru akan bersiaga untuk mencegah adanya kecelakaan. “Banyak orang yang mengatakan ini mustahil, tapi saya pikir, ini akan terjadi lebih cepat dari yang orang perkirakan,” ujar Junichiro Koizumi, putra dari Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dalam acara pengumuÂman masa percobaan.
Beberapa pihak mengatakan bahwa jika membahas masalah mobil tanpa sopir, Jepang memang ketinggalan. Audi, Mercedes-Benz, Ford, dan Tesla telah mengembangÂkan fitur tanpa pengemudi. Google bahkan sudah menguji coba mobil tanpa sopir di jalan-jalan Amerika Serikat tahun ini.
Sementara itu, Toyota baru saja inves USD 50 juta atau setara Rp 736,7 miliar di Stanford dan MIT unÂtuk riset kendaraan tanpa sopir. PeÂkan lalu, Toyota mengumumkan alat pengaman terbaru yang didesain untuk mengirim dan menerima inÂformasi antara kendaraan dan infraÂstruktur jalan. Alat ini dapat mendeÂteksi apakah sopir tidak merespons lampu lalu lintas dan mengurangi kecepatan.
Uber Juga Kepincut
Uber telah lama dilaporkan seÂdang menggarap penelitian dan pengembangan mobil yang bisa berÂjalan otomatis tanpa kendali sopir. Kali ini, mereka merangkul UniversiÂty of Arizona, Amerika Serikat, untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Proyek Uber dengan kampus ini fokus pada pengembangan teknoloÂgi mobil yang sepenuhnya otonom serta sensor optik yang ditanamkan pada mobil tersebut.
Dalam sebuah pernyataan resmi dari Uber, perusahaan mengatakan, “Kami akan bekerja dengan beberÂapa ahli terkemukan di dunia unÂtuk mendesain di universitas dalam meningkatkan sensor yang dapat menangkap dan digunakan untuk membangun fitur pemetaan dan keÂselamatan,â€.
Kedua pihak berharap dapat menghasilkan mobil yang dapat diuji di jalan raya Arizona. Selain itu, Uber juga akan bekerjasama dengan kamÂpus College of Optical Sciences yang berlokasi di Arizona. Di sini Uber menyumbangkan dana sebesar USD 25.000 untuk mengembangkan optik yang bermanfaat pada mobil pintar.
Google Paling Awal
Proyek mobil tanpa sopir seÂbenarnya sudah digarap Google. CEO baru yang memimpin penelitian dan pengembangan proyek itu bernama John Krafcik. Google mengumumÂkan CEO baru untuk proyek mobil pintar tanpa sopirnya pada Minggu (13/9/2015). Krafcik punya pengalaÂman panjang. Ia berpindah haluan ke Google setelah memimpin bisnis mobil Hyundai di Amerika Serikat seÂlama 25 tahun.
Mengutip situs Recode.net, Krafcik menghabiskan 14 tahun unÂtuk mengembangkan produk Ford, kemudian tercatat dari 2008 sampai 2013, Krafcik memegang posisi CEO untuk Hyundai Motor America. UnÂtuk saat ini Krafcik masih menjabat sebagai presiden TrueCar, sebuahÂplatform online untuk informasi pembelian dan harga mobil. MerekÂrut Krafcik termasuk langkah besar bagi Google di industri otomotif, sekaligus membuktikan bahwa amÂbisi perusahaan dalam perkembanÂgan produknya semakin tinggi.
Krafcik dilaporkan akan berÂgabung dengan Google di akhir bulan September ini. Seiring bergabungnya Krafcik, Chris Urmson selaku direkÂtur proyek mobil self-driving Google tersebut tetap memegang tanggung jawabnya sebagai direktur teknik. “Ini adalah kesempatan bagus untuk membantu Google mengembangkan potensi besar dari mobil pintar tanpa sopir. Teknologi ini bisa menyelamatÂkan ribuan nyawa memberi mobilitas yang lebih kepada masyarakat, serta membebaskan kita dari rasa frustrasi saat menyetir,” kata Krafcik dalam sebuah pernyataan. Ia melanjutkan, “Saya tak sabar untuk memulai bekerÂja,” tandasnya.