Untitled-17Tahun depan perusahaan Jepang melakukan uji coba komersil mobil taksi tanpa sopir. Tren produksi mobil otomatis ini mulai dibiakkan sejumlah negara. Akankah Indonesia kepincut menggunakan nya?

(Yuska Apitya Aji)

JEPANG berencana menguji coba keluaran terbarunya ini terhadap 50 orang terpilih. Mereka akan menumpang mobil bernama Ro­bot Taxiuntuk berpergian dari satu tempat ke tempat lain, ke swalayan misalnya.

Robot Taxi merupakan mobil otonom yang dibuat oleh dua perusahaan yakni, DeNA sebuah perusahaan internet dan perusahaan teknologi otomotif ZMP. Mobil ini rencananya bisa dipakai komersil pada 2020.

Mobil Robot Taxi dilengkapi dengan radar gelombang mikro, kam­era stereo, dan analisis gambar. Seperti yang dikutip dari Quartz.

Selama masa percobaan, taksi ini akan berja­lan dalam ra­dius tiga kilom­eter di beberapa ruas jalan besar. Kru akan bersiaga untuk mencegah adanya kecelakaan. “Banyak orang yang mengatakan ini mustahil, tapi saya pikir, ini akan terjadi lebih cepat dari yang orang perkirakan,” ujar Junichiro Koizumi, putra dari Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dalam acara pengumu­man masa percobaan.

Beberapa pihak mengatakan bahwa jika membahas masalah mobil tanpa sopir, Jepang memang ketinggalan. Audi, Mercedes-Benz, Ford, dan Tesla telah mengembang­kan fitur tanpa pengemudi. Google bahkan sudah menguji coba mobil tanpa sopir di jalan-jalan Amerika Serikat tahun ini.

BACA JUGA :  Forum lintas Ormas Buka Bazaar Gebyar Ramadhan 1445 Hijriah di Pakansari

Sementara itu, Toyota baru saja inves USD 50 juta atau setara Rp 736,7 miliar di Stanford dan MIT un­tuk riset kendaraan tanpa sopir. Pe­kan lalu, Toyota mengumumkan alat pengaman terbaru yang didesain untuk mengirim dan menerima in­formasi antara kendaraan dan infra­struktur jalan. Alat ini dapat mende­teksi apakah sopir tidak merespons lampu lalu lintas dan mengurangi kecepatan.

Uber Juga Kepincut

Uber telah lama dilaporkan se­dang menggarap penelitian dan pengembangan mobil yang bisa ber­jalan otomatis tanpa kendali sopir. Kali ini, mereka merangkul Universi­ty of Arizona, Amerika Serikat, untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Proyek Uber dengan kampus ini fokus pada pengembangan teknolo­gi mobil yang sepenuhnya otonom serta sensor optik yang ditanamkan pada mobil tersebut.

Dalam sebuah pernyataan resmi dari Uber, perusahaan mengatakan, “Kami akan bekerja dengan beber­apa ahli terkemukan di dunia un­tuk mendesain di universitas dalam meningkatkan sensor yang dapat menangkap dan digunakan untuk membangun fitur pemetaan dan ke­selamatan,”.

Kedua pihak berharap dapat menghasilkan mobil yang dapat diuji di jalan raya Arizona. Selain itu, Uber juga akan bekerjasama dengan kam­pus College of Optical Sciences yang berlokasi di Arizona. Di sini Uber menyumbangkan dana sebesar USD 25.000 untuk mengembangkan optik yang bermanfaat pada mobil pintar.

Google Paling Awal

BACA JUGA :  Kecelakaan 2 Remaja Boncengan Motor di Polman Sulbar Tewas usai Tabrakan dengan Truk

Proyek mobil tanpa sopir se­benarnya sudah digarap Google. CEO baru yang memimpin penelitian dan pengembangan proyek itu bernama John Krafcik. Google mengumum­kan CEO baru untuk proyek mobil pintar tanpa sopirnya pada Minggu (13/9/2015). Krafcik punya pengala­man panjang. Ia berpindah haluan ke Google setelah memimpin bisnis mobil Hyundai di Amerika Serikat se­lama 25 tahun.

Mengutip situs Recode.net, Krafcik menghabiskan 14 tahun un­tuk mengembangkan produk Ford, kemudian tercatat dari 2008 sampai 2013, Krafcik memegang posisi CEO untuk Hyundai Motor America. Un­tuk saat ini Krafcik masih menjabat sebagai presiden TrueCar, sebuah­platform online untuk informasi pembelian dan harga mobil. Merek­rut Krafcik termasuk langkah besar bagi Google di industri otomotif, sekaligus membuktikan bahwa am­bisi perusahaan dalam perkemban­gan produknya semakin tinggi.

Krafcik dilaporkan akan ber­gabung dengan Google di akhir bulan September ini. Seiring bergabungnya Krafcik, Chris Urmson selaku direk­tur proyek mobil self-driving Google tersebut tetap memegang tanggung jawabnya sebagai direktur teknik. “Ini adalah kesempatan bagus untuk membantu Google mengembangkan potensi besar dari mobil pintar tanpa sopir. Teknologi ini bisa menyelamat­kan ribuan nyawa memberi mobilitas yang lebih kepada masyarakat, serta membebaskan kita dari rasa frustrasi saat menyetir,” kata Krafcik dalam sebuah pernyataan. Ia melanjutkan, “Saya tak sabar untuk memulai beker­ja,” tandasnya.

============================================================
============================================================
============================================================