20151015_150942Siapa yang tak kenal dengan kudapan satu ini. Ya, martabak manis atau di beberapa daerah disebut dengan terang bulan. Jajanan ini relatif mudah ditemukan. Mulai sore hingga malam hari banyak berjajar penjual martabak manis di setiap sudut kota. Penyukanya pun datang dari berbagai kalangan dan profesi, mulai dari anak-anak, dewasa hingga orang tua. Namun, kini martabak mulai bertansformasi. Tak hanya dari sisi bentuk yang mini, varian isi atau topping-nya pun beragam.

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Seperti bisnis yang dilakoni dua orang sahabat asal Bogor, yakni Puji Astuti Rezky dan Chairul Huda. Dengan ben­dera D’Mini Martabak, keduanya mulai mengembangkan usaha tersebut di Bo­gor seminggu terakhir. Meski bisa dibilang baru, namun D’Mini sukses menarik perhatian di Kota Hujan, khususnya para kawula muda, seperti pe­lajar dan mahasiswa.

Membuka lapak di depan Alfamart seberang SMAN 2 Cibinong, Jalan Karadenan, D’Mini ingin memberikan pilihan martabak yang pas dengan kantung dan tentunya dengan lidah kekinian. “Selain bentuknya unik karena mini, topping yang kami tawarkan beragam. Mulai dari Keju, Pi­sang, Kacang, Oreo, Strawberry, Cokelat, Choco­chips, Koko Krunch, Nutella, Ovaltine, Green Tea, Kit Kat dan beragam topping lainnya,” un­gkap Puput, sapaan akrab Puji Astuti Rezky ke­pada BOGOR TODAY, kemarin.

Dengan menyasar kaum muda, D’Mini mem­banderol martabaknya mulai dari harga Rp4.500 hingga Rp8.000. “Harga dibedakan dari topping yang digunakan. Kami bagi menjadi tiga jenis, yakni standar dengan satu pilihan topping, medi­um dengan dua topping dan premium yang diisi topping seperti Nutella, Ovaltine, green tea, Kit Kat dan lain-lain,” katanya.

Selain memiliki keunggulan disisi bentuk dan topping, rupanya D’Mini memiliki resep berbeda dari adonan martabak yang ia tawarkan. “Dari sisi taste, beda dengan maratabak biasa. Basik kita martabak Padang, tidak terlalu manis karena toppingnya sudah manis,” tandas dia.

Sambutan baik dari pembeli sekitar Karade­nan, membuat Puput dan Chairul berniat untuk mengepakan sayap-sayap bisnisnya ke wilayah lain yang berpotensi. “Mungkin planning kita terdekat adalah buka di dekat kampus IPB atau pusat keramaian lainnya sesuai dengan segmen market kita. Kalau memang lancar ya next mau buka juga di Depok, BSD, Tengarang, Jakarta. Kami ingin setiap orang bisa menikmati marta­bak,” jelasnya.

Lebih lanjut Puput bercerita, mengenai awal terciptanya D’Mini. Ia mengatakan, D’Mini berdiri pertama di Bandung. Saat itu, Puput dan rekan kuliahnya terbersit untuk membuka usaha. “Awalnya kita bikin martabak manis besar seperti bangka. Banyak yang suka dengan rasanya, tapi karena target kita anak muda jadi kurang masuk soal harga. Sempet tutup. Tapi kita coba buka lagi dengan inovasi martabak mini ini sekitar 2012,” ceritanya.

Kini, untuk mengembangkan bisnisnya itu, ia membuka tawaran kemitraan atau franchise. Investasi mulai dari Rp10 juta, sang mitra akan mendapatkan booth, full topping, toples, perleng­kapan lainnya seperti kompor gas, teplon. “Untuk SDM disediakan oleh pihak mitra, tapi nanti akan dilakukan training oleh kami,” tegasnya.

Bagi yang berminat, calon mitra bisa mengun­jungi sosial media Instgaram milik D’Mini Marta­bak.

(Apriyadi Hidayat)

============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR