IMG_20150326_202417-copyEs krim dalam Bahasa Italia berarti Gelato. Namun dalam konteks kuliner, gelato berkembang menjadi jenis es krim yang dibuat sesuai tradisi orang Italia. Rasanya memang berbeda antara es krim biasanya dengan gelato. Gelato terasa lebih padat tetapi teksturnya begitu halus dengan rasa susu yang kuat. Sementara es krim lebih kuat di rasa krim. Gelato juga memiliki lemak lebih sedikit dibanding es krim. Tak heran jika gelato saat ini sedang digandrungi masyarakat, khususnya kaum muda. Sepeti apa?

Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]

Pecinta es krim tentu mengetahui perkem­bangan tren kudapan yang disajikan din­gin dengan berbagai rasa yang belakan­gan ini marak bermunculan, yakni gelato. Kini gelato makin banyak dijajakan di gerai-gerai dalam mal atau di gerai es krim di luar­an. Sekilas teksturnya tampak sama, namun gelato yang dalam bahasa Italia berarti es krim ini terbuat dari bahan baku yang lebih rendah kalori dan kan­dungan lemak. Dengan kandungan krim yang tidak sebanyak es krim pada umumnya, membuat tekstur gelato jadi lebih lembut dan rasanya lebih nikmat.

Salah satu pengusaha yang meramaikan pasar gelato adalah Joshua pemilik gerai Il Vero Gelateria. Pria yang akrab disapa Joe ini mulai menjalankan usaha ini sejak Agustus 2015. Inspirasi Joe membe­sut usaha gelato karena menurutnya rasa gelato leb­ih enak dibanding es krim biasanya. “Rasanya lebih konsisten karena hanya terdiri dari 10 persen krim saja,” kata dia.

Joe sampai memperdalam ilmu pembuatan ge­lato dengan mengikuti kursus langsung ke negara asal kudapan ini yakni Italia. Latar belakang pen­didikannya di Universitas Pelita Harapan pun dia mengambil jurusan food technology.

Il Vero Gelateria dapat memperoduksi sekitar 120 kg gelato berbagai rasa dalam sekali produksi. Gerai ini menawarkan gelato rasa hazelnut, pista­chio, vanila, tiramisu, chocolate, choco caramel, lemon sorbet, strawbery sorbet, manggo sorbet hingga durian. Satu porsi dia banderol sekitar Rp 25.000 per gelas.

Joe bilang, saat ini gelato sedang tren di kalangan anak muda. Sehingga meski masih anyar, Joe sudah bisa mengantongi omzet hingga Rp 40 juta hingga Rp 50 juta per bulan dengan mayoritas pelanggan berasal dari sekitar Jakarta.

Sementara Ivan, pemilik gerai Gelato Greendale telah menjalankan usaha gelato sejak 2014 silam. Gerai Greendale berada di Kem Chicks Pacific Place. Dia menawarkan beberapa rasa gelato seperti green tea, oreo, ovomaltine, rhum, cokelat dan juga vanila. Selain menjual dalam cup dan scoope, Ivan juga menjual gelato dalam jar.

Harga jual gelato di Greendale berkisar Rp 35.000 sampai Rp 50.000 per porsi. Dia mengaku tiap hari pengunjung selalu ramai lantaran kudapan ini sedang diminati masyarakat.

Theresia Irawati, Manajer Operasional il Gelato di Bruno Indonesia yang berlokasi di Surabaya juga mengaku tren gelato sedang menjangkiti anak muda di kota pahlawan tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, pengunjung terus meningkat.

Gerai ini menawarkan sekitar 25 varian rasa, seperti campuran stroberi yoghurt yang diberi nama hello kitty dan campuran wafer, cokelat dan hazelnut. Harga jual dari Rp 30.000 untuk gelas kecil hingga Rp 65.000 untuk gelas besar. Theresia bilang, tiap hari mereka memproduksi gelato yang baru sehingga produk selalu segar. (KTN)

============================================================
============================================================
============================================================