kaulinan-budakBOGOR TODAY – Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Ekonomi Kre­atif (Disbudparekraf) Kota Bo­gor meraih Juara 1 dalam Festival Kaulinan Urang Lembur (KAULE­UM) 2015, 6-7 Oktober di Gedung Aula Timur Institut Teknologi Bandung, JLn Ganesa No.10. Se­mentara Juara 2 diraih oleh Kabu­paten Bandung dan Juara 3 diraih oleh Kota Bogor. Disparbud Jawa Barat bekerja sama dengan Komu­nitas Hong menggelar festival yang diikuti oleh 27 kontingen dari per­wakilan kabupaten/kota. Masing-masing kontingen terdiri dari enam orang berusia 12 hingga 15 tahun dan satu orang ofisial.

Festival Kaulinan Urang Lembur yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009, menghadir­kan konsep yang baru. Dimana Kaulinan Urang Lembur tidak lagi menggunakan konsep kompetisi/ perlombaan, melainkan berbentuk pasanggiri. Yaitu pertunjukan di atas panggung dengan menampil­kan sedikitnya tiga jenis permainan tradisional dan maksimal lima jenis permainan tradisional Jawa oleh tim yang terdiri dari enam orang serta dikemas dalam bentuk olah gerak dan vokal atau kakawihan.

BACA JUGA :  Baliho di Jalan Raya Sawangan Depok Roboh Diterjang Hujan Deras, Timpa Innova

Kegiatan ini merupakan kon­servasi bagi permainan rakyat, khususnya Pasundan. “Kegiatan ini bertujuan mengenalkan kembali khasanah mainan dan permainan tradisional serta menggali nilai-nilai luhur filosofi yang dikandungnya sebagai upaya transisi nilai warisan budaya leluhur kepada generasi berikutnya. Alhamdulillah, Kota Bo­gor menjadi Juara 1 dalam pasanggi­ri ini. Kita berharap hal ini bisa men­jadi motivasi kita dalam menjaga warisan budaya,” ujar Shahlan Ra­syidi, Kepala Disbudparekraf Kota Bogor, Rabu (07/10/2015), kemarin.

BACA JUGA :  Kamu Penderita Diabetes tapi Ingin Makanan Manis? Coba Japanese Vanilla Cake Roll Ini

Selain pasanggiri, dalam Kaulinan Urang Lembur 2015, diisi pula pameran hasil riset sejak ta­hun 2003 hingga 2015 oleh lulu­san SI, S2, dan S3 kampus negeri tersebut.’’Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, anak-anak generasi penerus, khususnya suku Sunda, tidak akan melupakan kekayaan le­luhurnya,” tambahnya.

(Rifky Setiadi)

============================================================
============================================================
============================================================