Foto : Kozer
Foto : Kozer

KEAJAIBAN datang sesaat setelah ratusan jamaah menggelar salat Istisqa di Lapangan Sempur, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (30/10/2015). Begitu solat usai, awan mendung dan hujan deras seketika datang. Ribuan jamaah salat pun bersyukur dan menyambutnya dengan takbir.

GUNTUR EKO WICAKSONO|YUSKA APITYA
[email protected]

“Allahu akbar, Allahu akbar,” teriak beberapa jamaah yang disam­but oleh jamaah lainnya.

Shalat Istisqa dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Ratu­san orang dari berbagai kalangan, baik Polri, TNI, pelajar dan ula­ma serta warga, ikut dalam kegiatan tersebut. Nampak memadati baris ter­depan jamaah salat, Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Kapolres Bogor Kota AKBP Irsan, dan Dandim Bogor Letkol Inf M Albar.

 “Ini salat (istisqo) yang kedua ka­linya selama musim kemarau panjang. Dengan ini kita memohon agar ditu­runkan hujan. Masih ada beberapa wilayah yang dilanda kekeringan di Bogor, seperti di sebelah barat dan se­latan. Dengan salat ini kita juga memin­ta hujan untuk korban bencana asap,” kata Bima Arya usai salat.

Tak lama setelah itu, hujan deras mengguyur. Jamaah tidak langsung membubarkan diri, tapi berkumpul un­tuk melakukan sujud syukur. Teriakan takbir dan tangis haru ibu-ibu yang ikut salat istisqo mengiringi turunnya hujan.

“Alhamdulillah. Allahu akbar. Teri­makasih ya Allah,” ucap seorang ibu sembari menitikkan air mata dan tan­gan menengadah ke atas.

Hujan pun berlanjut hingga menjelang petang. Tak hanya hujan lebat saja yang mengguyur sejumlah kawasan Bogor. Angin dan petir juga bersahutan mengiringi derasnya air tu­run dari langit.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Penelusuran BOGOR TODAY me­nyebutkan, puting beliung merusak sejumlah rumah dan fasilitas umum. Atap pintu masuk area parkir Stasiun Bogor patah. Tak hanya itu, dahan pohon juga tumbang dan menimpa sebuah mobil di dalam area parkir Sta­siun Kereta Api Bogor. Di Jalan Sumeru hingga RS Marzuki Mahdi sejumlah pohon tumbang hingga membuat ruas jalan tersebut macet.

Di sejumlah ruas jalan utama sep­erti Jalan Pajajaran dari depan RS Azra hingga Warung Jambu air meluar cu­kup besar, menyerupai banjir. Begitu juga di beberapa ruas jalan menuju Taman Yasmin diterjang air akibat bu­ruknya drainase.

Hujan deras yang berlangsung ham­pir satu jam itu juga menelan korban. Guntur(30), pedagang buah di Pasar Anyar di Jalan Dewi Sartika, dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka parah di kepala akibat tertimpa besi atap gedung parkiran.

Ardi(34), teman sesama pedagang buah, menceritakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15:00 WIB. Saat itu, ia dan Guntur berada di lapaknya masing-masing. “Tiba-tiba gelap. An­ginnya kenceng. Petirnya juga ken­ceng,” kata Ardi di lokasi.

Ardi mengatakan, beberapa orang berteriak agar ia keluar dari lapak dan berlindung. Tapi Ardi dan Guntur me­milih tetap berada di dalam lapak yang hanya beratapkan terpal. “Makin lama, makin kencang. Makin gelap, terus dahan pohon di belakang lapak jatuh. Saya langsung keluar,” kata Ardi. “Pas saya keluar, itu atap saung parkir di ge­dung belakang terbang. Terus nimpa lapak Kang Guntur,” terangnya.

Ternyata, Guntur belum sempat ke­luar dari dalam lapaknya sehingga ter­timpa atap gedung parkir yang terbuat dari besi ringan dan atap alumunium tersebut. “Kepalanya luka,” kata Ardi.

BACA JUGA :  Kecelakaan Pemotor Tewas Mengenaskan Tergeletak di Jalan Poros Trans Sulawesi, Korban Tabrak Lari

Kencangnya angin tidak hanya membuat dahan patah dan menyapu atap parkir, tapi juga membuat sebuah kardus berisi kulkas di depan toko ele­ktronik di depan lapak buah Ardi ikut melayang.

Tak hanya membuat geger Stasiun Bogor. Angin beliung juga menyapu se­jumlah pemukiman warga. Pepohonan juga tumbang.

Kawasan Sempur, Pasar Anyar, Air Mancur, menjadi salah satu lokasi ter­parah terkena dampak bencana. Selain pohon tumbang, papan reklame beru­kuran besar, tumbang dan menimpa sejumlah kendaraan. Namun, hingga kini, masih belum jelas ihwal kisaran kerugian, ataupun soal korban jiwa.

Sumiyati, warga Sempur Kaler, Sem­pur, Bogor Tengah, mengatakan bahwa bencana terjadi cukup lama, yakni seki­tar pukul 16.00 WIB hingga 17.30 WIB. “Seram sekali. Pohon di dekat rumah banyak tumbang. Motor saya juga nyaris jatuh tertiup angin,” kata Donna.

Deskripsi serupa juga dilontarkan Andina Oktia, warga Bogor lainnya. “An­ginnya sangat seram. Genteng di rumah sampai pada berjatuhan, tuturnya.

Sejumlah warga Ciomas, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, juga dikejut­kan dengan fenomena putaran angin puting beliung. Pusaran angin berwar­na abu-abu gelap saat akan menyentuh tanah. “Serem banget ngeliatnya kaya tornado,” kata Mul Muhayat(29), warga Ciomas, Jumat (30/10/2015).

Rumah milik Mul hancur. Atap ro­boh dan halaman depan rumah disapu angin. “Saya liat pusaran itu kisaran pu­kul 15:30. Itu muter-muter dari daerah tengah kota sampai Ciomas sini,” kata dia. (*)

============================================================
============================================================
============================================================