Jurus pemerintahan Presiden Joko Widodo meredam gejolak harga beras di musim paceklik, ternyata ampuh. Dengan menggelontorkan beras Vietnam ke pasar, membuat para spekulan kehilangan nyali dan para pedagang tak berani main-main harga.
Oleh : Alfian Mujani
[email protected]
Sejumlah pedagang beras di Pasar Induk Cipinang (PIC), JaÂkarta Timur, menaÂhan pembelian. Para tengkulak ini lebih memilihat melihat perkembangan harga setelah beras Vietnam serbu pasar.
Beberapa waktu lalu, pemerintah sudah memutusÂkan untuk mengimpor beÂras dari Vietnam sebanayak 1,2 juta ton. Secara teknis, beras ini akan masuk bertahap. TaÂhap awal sudah masuk lebih dari 100 ton dan beras ini suÂdah masuk gudang bulog.
Informasi tentang maÂsuknya beras Vietnam ke guÂdang Bulog ini, membuat harga beras di pasar stag. Para pedaÂgang bimbang untuk menentuÂkan harga baru dan juga tidak berani membeli beras dalam jumlah besar. ‘’Kami mau lihat dulu, jenis beras apa yang maÂsuk dari Vietnam,’’ ujar Uwi, seorang pedagang besar di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Minggu (15/11/2015).
Menurut Uwi, meski harga beras dalam beberapa waktu ke depan simpang siur, harga beras di PIC dan pasar-pasar tradisional masih stabil. KekhaÂwatiran sejumlah pedagang terkait prediksi harga beras yang bakal melompat seiiring kemarau panjang, meredup setelah pemerintah memutusÂkan impor beras dari Vietnam dan Thailan.
“Orang takut bulan Januari dan bulan Februari beras naik. Tapi karena ada impor, jadi sedikit terkendali. Harga masih stabil di kisaran Rp 9.000-an/kg untuk seÂmua jenis beras,†ucapnya.
Isu beras Vietnam di gudang Bulog ikut berkontribusi pada kestabilan harga beras petani. Seharusnya, harga beras akan menjulang tinggi pada bulan-bulan November, Desember hingga Maret 2016. ‘’Beras kan naiknya nggak berasa, harusnya dari sekarang, tapi belum keliÂhatan. Kalau beli banyak sekaÂrang, takutnya turun,†tutur Ujang, pedagang beras lainnya.
Di lapangan, harga beras lokal yang setara dengan kualiÂtas beras impor Vietnam yakni IR 64 adalah Rp 9.000/kg untuk kualitas IV, Rp 9.400/kg kualiÂtas III, Rp 10.000/kg kualitas II, dan Rp 10.500/kg kualitas I.
Rata-rata pedagang menyÂambut baik langkah pemerintah mengimpor beras asal Vietnam. Pasalnya, tanpa stok beras di guÂdang Bulog, para pedagang beÂras kelas kakap diprediksi bakal menimbun stok beras untuk mengendalikan harga.
Menurut para pedagang, ada perusahaan swasta yang punya gudang besar. Mereka ini yang mainnya ratusan sampai ribuan ton sebulannya. ‘’Kalau kita pedagang sini hanya puluÂhan ton sebulan, memang ada yang bisa simpan ratusan ton, tapi nggak banyak,†kata Uwi, pedagang grosir beras PIC keÂpada detikFinance.
Menurut Uwi, dengan kepeÂmilikan gudang beras, perusaÂhaan-perusahaan swasta akan menahan stoknya hingga awal tahun nanti ketika pasokan beÂras langka akibat kemarau panÂjang tahun ini.
“Kalau pemerintah (Bulog) punya stok resiko juga buat taÂhan pasokan beras di gudang. Dia pegang stok besar, praktis jadi pengendali harga. Padahal panen puncak harus nunggu bulan keempat, stok bulan kedÂua sama ketiga kan tergantung sekali dengan produksi sekaÂrang,†terang Uwi. (*)